Gunung Galunggung berada di wilayah Desa Cipanas, Kecamatan Sukaratu, tepat sekitar kurang lebih 17 km dari Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Traveler bisa menemui kawasan wisata Gunung Galunggung dengan potensi alam yang beragam.
Setelah memasuki gerbang kawasan wisata ini, Anda bisa menemui 2 objek wisata yaitu Kawah Galunggung dan Pemandian Air Panas Cipanas. Saya mencoba menyambangi objek wisata Kawah Galunggung karena dirasa lebih menantang. Kawah Galunggung masih memiliki kealamian serta keeksotisan bentuk bukit dan hutan belantara yang harus kita nikmati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, saya sempat takut tak mencapai bibir kawah. Dengan yakin satu per satu saya lalui rintangan ini. Ada 2 titik kecuraman sekelompok anak tangga yang membuat jantung berdegup kencang. Tepat di angka 500 anak tangga kondisinya memprihatinkan.
Bukan hanya saya yang mampu menaiki tangga-tangga tersebut. Pengunjung lain nampak riang dan berfoto di atas, menghilangkan rasa bosan dan lelah saat menaiki ratusan undakan yang terbuat dari semen ini. Namun, rasa lelah itu terbayar saat melongok ke bawah, terlihat kubangan air yang sangat keruh dan hamparan pasir seluas mata pandang.
Ini dia yang disebut Kawah Galunggung. Mata ini begitu dimanjakan dengan alam sekitar yang hijau dan hamparan bukit-bukit kecil Galunggung. Tetapi, jawaban itu tak cukup sampai di sini. Saya berniat melanjutkan perjalanan menuju bibir Kawah Galunggung.
Ketika itu, saya bertemu teman baru yang sama-sama ingin menyentuh bibir kawah. Akhirnya, kami sepakat melanjutkan perjalanan ke bawah menghampiri kawah dengan diburu rasa penasaran.
Kaki kami mampu melintasi jalan beratus rintangan. Dalam waktu 40 menit, tak terasa sampailah kita di depan bibir kawah yang terlihat seram dari atas. Di benak kita selama ini, kawah merupakan kubangan besar yang panas dan tak dapat disentuh. Tapi, kawah gunung ini malah seperti danau yang airnya keruh dan tidak panas.
Kami melepas lelah setelah berjalan panjang dan berpose ala model seperti kawah itu milik kami berdua. Karena memang hanya kami orang yang sedang berada di bibir kawah. Cuaca nampak mendung, kami bergegas menaiki bukit curam untuk mencapai titik atas.
Terlambat sampai ke atas, hujan rintik sudah jatuh di atas kepala. Namun, apa boleh buat kami tidak bisa berteduh dan mengharuskan tetap melanjutkan perjalanan. Kami juga dikejutkan ketika garis petir di depan mata.
Rasa sedih untuk meninggalkan kawah Galunggung menancap di hati. Namun, kepuasan tersendiri tidak bisa terlupakan. Dari atas turunan tangga ini seperti halnya Tembok Cina yang mengular ke bawah. Nampak mungil pengunjung lain yang berada di bawah.
Berbagi kisah selama perjalanan kita dengan melewati ribuan rintang terlewati juga. Mendaki gunung mengajarkan kita untuk bertahan dan kreatif seperti mencari jalan keluar untuk memecahkan suatu masalah. Apalagi Tuhan berbaik hati membagikan kekayaanannya dengan cuma-cuma.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!