Para pendaki gunung yang akan naik ke puncak Everest, akan melewati empat camp dari sisi selatan gunung yang ada di wilayah Nepal. Dengan ketinggian yang berbeda-beda, beda juga rintangan untuk mendaki hingga sampai puncak. Dilansir dari Everest News, Kamis, (23/05/2013) traveler harus melewati base camp terlebih dahulu di ketinggian 5.350 m.
Saat berkemah di base camp, pendaki diberikan pelatihan untuk menyesuaikan diri dengan penurunan oksigen yang ada, dan juga melatih diri untuk menghindari dari runtuhan es. Lokasi reruntuhan es di ketinggian 5.334 m sampai 5.943,6 m. Setelah melewati reruntuhan es, pendaki tiba di Camp I yang berada di ketinggian 5.943,6 m.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat meninggalkan Camp II, pendaki akan melihat Lohtse yang merupakan gunung yang bersebelahan dengan Everest yang memiliki ketinggian 8.510 m. Bila berjalan di sini, Anda harus berhati-hati, karena lokasinya yang curam. Di tempat ini juga banyak pendaki yang sering kehilangan nyawa.
Setelah puas berada di Camp II dan ingin menuju Camp III, pendaki harus melewati Lohtse dengan memanjat dinding es. Memanjat dinding es yang menuntut keterampilan, kekuatan, dan stamina. Nah, saat kemping Camp III, wisatawan juga dapat berjumpa Sherpa, warga asli yang bermukim di Everest.
Camp IV berada di ketinggian 8.000 m. Ketika sudah sampai di Camp IV, pendaki hanya perlu mendaki beberapa meter lagi untuk sampai ke puncak. Camp IV berada di bawah Lohtse, di situ pendaki dapat mencoba kemping di Zona Kematian yang berada di ketinggian 7924.8 m. Dinamakan Zona Kematian, karena pada ketinggian ini tekanan oksigen menipis dan tubuh manusia bisa saja tidak dapat beradaptasi dengan baik. Itulah rasanya berkemah di camp tertinggi di dunia.
Akhirnya sampai juga di puncak Gunung Everest di atas ketinggian 8.848 m, puncak tertinggi Bumi. Di puncak Gunung Everest, pendaki dapat mengambil gambar, melihat pemandangan yang indah, dan merasakan ketenangan. Tapi mereka harus cepat-cepat untuk turun kembali ke Camp IV, tidak bisa kemping di puncak, karena tekanan udara dan oksigen yang semakin menipis.
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum