Akhir Pekan di Bali, Coba Uji Nyali di Kuburan Trunyan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Akhir Pekan di Bali, Coba Uji Nyali di Kuburan Trunyan

- detikTravel
Jumat, 07 Jun 2013 08:16 WIB
Tengkorak berderet di salah satu sisi kuburan (Sastri/ detikTravel)
Bangli - Kalau liburan panjang kali ini Anda habiskan di Bali, cobalah beranjak dari pantai dan mengunjungi Kuburan Trunyan di Bangli. Tak ada jenazah yang dikuburkan di sini, tengkorak berserakan di banyak tempat. Berani?

Kuburan Trunyan terletak di Kabupaten Bangli, Bali. Tepatnya di salah satu sisi Danau Batur, berhadapan langsung dengan Gunung Batur yang terkenal oleh kalderanya. Menuju kuburan ini, wisatawan harus naik jukung (perahu) dari Dermaga Kedisan.

Saat detikTravel berkunjung beberapa waktu lalu, sayup-sayup suara gamelan terdengar begitu perahu melipir di dermaga kuburan. Hanya ada 2 orang penjaga di sana, salah satunya memainkan alat gamelan. Wisatawan yang datang hanya perlu menulis nama di buku, kemudian memberi sumbangan uang seikhlasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semilir angin menyapu permukaan Danau Batur, menimbulkan suara gesekan dedaunan di pohon Trunyan. Pohon ini, yang berukuran besar dan akarnya menjulur ke segala arah, adalah asal nama Kuburan Trunyan. 'Taru Menyan' artinya Pohon Wangi. Pohon ini menjulang tinggi, menaungi beberapa ancak saji berisi tengkorak.

Warga Desa Trunyan yang tinggal dekat kuburan itu tak pernah mengubur jenazah. Sebuah tradisi turun-temurun yang unik, mengingat masyarakat Bali biasa melakukan ritual 'ngaben', tapi mereka tidak. Semua jenazah ditaruh begitu saja di atas tanah, ditutup ancak saji berbentuk segitiga panjang.

Barang-barang peninggalan si jenazah berserakan di sekitar ancak saji. Ada foto, perhiasan, sepatu, sampai radio dan uang. Mengintip ke salah satu ancak saji, saya melihat sejumput rambut berwarna hitam. Ngeri!

Meski diletakkan begitu saja di atas tanah, sama sekali tak tercium bau bangkai di Kuburan Trunyan. Pohon wangi itulah yang konon menghisap semua bau bangkai. Ada legenda yang bermain di baliknya, tentang keturunan Keraton Surakarta yang menikah dengan penunggu pohon tersebut.

Matahari menyelusup dari sela-sela dedaunan, menerangi tengkorak-tengkorak yang berderet rapi. Tidak sembarang jenazah bisa ditaruh di sini. Ada beberapa syarat, seperti perilaku baik saat hidup dan bukan korban kecelakaan. Dengan kata lain, orang itu harus meninggal dengan apik sebelum 'dikubur' di Trunyan.

Tengkorak-tengkorak itulah yang menjadikan Trunyan disebut-sebut sebagai kuburan paling ngeri di Bali. Berbanding terbalik dengan kawasan-kawasan wisata yang ramai seperti Pantai Kuta, Seminyak, bahkan Ubud yang penuh persawahan.

Kabupaten Bangli memang berada di tengah-tengah Pulau Bali. Cukup 1 jam perjalanan dari Denpasar, Anda sudah bisa sampai di sini. Kuburan Trunyan bisa jadi destinasi 'antimainstream' bagi Anda yang berakhir pekan di Bali.

(shf/shf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads