Bisa menginjakkan kaki di Kota Tarakan, Kalimantan Utara adalah salah satu impian saya sejak dulu. Ketika di sekolah dasar, Tarakan sudah sering disebut sebagai kota paling ujung di Provinsi Kalimantan Timur kala itu, dan juga paling utara di Pulau Kalimantan.
Beruntungnya, impian itu kini menjadi kenyataan. Minggu lalu saya bersama rombongan Kemenkokesra berkesempatan singgah di Tarakan dari Balikpapan. Ketika itu kami akan bersama-sama menuju Berau di Kalimantan Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah beberapa lama berada di Bandara Internasional Juwata, Tarakan, saya dan rombongan melanjutkan perjalanan. Tujuan kami adalah pelabuhan yang berada tak jauh dari bandara.
Selama perjalanan, saya memandangan ke sekeliling jalan. Ada banyak mobil dan motor lalu lalang. Meski begitu, seluruh penduduknya bersikap tertib. Mereka akan dengan sabar menunggu lampu merah berganti hijau dan tidak menyerobot untuk jalan duluan.
Berkat ketertiban itu, macet tidak terasa sama sekali di kota ini. Paling-paling hanya antrean pendek ketika lampu merah.
Sama seperti kota besar lainnya, Tarakan juga diisi oleh banyak pertokoan. Anda pun bisa melihat jejerannya di sisi kanan dan kiri jalan. Ada yang menjual bahan bangunan, makanan, pakaian, hingga oleh-oleh.
Yang membuat nyaman, meski kota ini panas, traveler tidak perlu kerepotan mencari pohon. Ada jejeran pohon di sepanjang trotoar jalan. Jika panas, wisatawan yang berjalan kaki bisa berlindung sebentar di bawah pohon ini.
Tak terasa, 15 menit berlalu dan saya pun tiba di pelabuhan untuk menyeberang. Senang sekali pernah melintasi kota di utara Kalimantan. Anda pun harus mencobanya.
(ptr/fay)
Komentar Terbanyak
Ada Gerbong Khusus Merokok di Kereta, Kamu Setuju?
Cerita Tiara Andini Menolak Tukar Kursi sama 'Menteri' di Pesawat Garuda
Terpopuler: Dedi Mulyadi Terancam Dicopot, Ini Penjelasan DPRD Jabar