Petualangan Bersama d'Traveler & detikTravel di Sombori

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Petualangan Bersama d'Traveler & detikTravel di Sombori

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Rabu, 25 Nov 2015 09:50 WIB
detikTravel bersama Hardy di Sombori (Randy/detikTravel)
Morowali -

Akhir pekan lalu detikTravel bertualang bareng d'Traveler yang menjadi pemenang lomba menulis berhadiah jalan-jalan ke Sombori di Sulteng. Cuma di detikTravel kamu bisa jalan-jalan gratis ke destinasi asyik!

Adalah Hardy Limiyanto, d'Traveler yang memenangkan kompetisi menulis Wisata Bahari yang berhadiah jalan-jalan ke Sombori bersama detikTravel. Hardy terpilih atas tulisan perjalanannya yang berjudul 'Perahu Melayang di Pulau Salando, Sulawesi Tengah.'

Untuk urusan wisata bahari, tentunya sudah tidak asing bagi Hardy. Pria yang dari Surabaya itu memang sangat suka pantai! Maklum, ternyata dia kelahiran Tolitoli, Sulteng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kecintaan Hardy akan pantai pun semakin membuncah setelah ia berkesempatan traveling bersama detikTravel ke Sombori di Morowali yang disebut-sebut sebagai Raja Ampat dari Sulteng. Selain mirip, keindahannya yang belum banyak dieksplor juga menjadi petualangan yang pastinya menarik.

Hari Jumat lalu (20/11), detikTravel pun bertemu dengan Hardy untuk pertama kalinya di Bandara Haluoleo, Kendari. Dari sana, kami pun berangkat menuju Pulau Kaleroang yang menjadi salah satu titik pemberangkatan menuju Sombori.

Perjalanan pun tidak mudah, kami harus menempuh perjalanan darat sekitar enam jam lebih dari Kendari menuju Dermaga Lafeu dengan kondisi jalan yang minim penerangan dan belum seluruhnya baik. Dari Lafeu masih lanjut perjalanan via kapal selama satu jam.



Di Pulau Kaleroang, detikTravel bersama Hardy pun sempat tinggal selama dua malam di salah satu rumah warga yang adalah Suku Bajo. Kami pun juga sempat menikmati kemeriahan Festival Bajo Pasakayyang 2015 yang diselenggarakan di hari Sabtu (21/11)

Di festival tersebut kami melihat secara langsung upacara sedekah laut khas Suku Bajo yang disebut Ngangaidah. Kami pun juga dibuat terpesona dengan kehadiran ribuan kapal hias yang jumlahnya mencapai ribuan. Rasanya laut di sekitar dermaga sampai tertututup oleh banyaknya kapal yang hadir.

Tapi tidak hanya itu, detikTravel dan Hardy pun juga sempat ikut menyaksikan karnaval fashion show bertema Nusantara yang dilangsungkan di tengah laut. Maksudnya, karnaval dilangsungkan di jembatan tradisional yang menghubungkan Pulau Kaleroang dan Desa Bungingkale. Terhampar jelas laut di kiri-kanannya!



Usai acara festival di hari pertama, kami pun berkesempatan untuk menjelejahi Sombori pada hari Minggu (22/11). Menggunakan kapal berkapasitas sedang, tiga jam perjalanan pun ditempuh menuju Kepulauan Konservasi Perairan Sombori.

Rasa kagum pun tak tertahankan ketika kapal mulau memasuki 'gerbang' Sombori. Kami pun disambut dengan pemandangan bukit tinggi tengah laut seperti di Raja Ampat, menghampar di bagian kiri dan kanan layaknya gerbang alam super indah. Laut pun turut menyambut melalui loncatan kecil beberapa lumba-lumba di samping kapal.

Ketika kapal tengah buang jangkar di dekat Desa Mbogita yang berada di Sombori, seorang Suku Bajo bernama Udin juga sempat menghampiri kapal. Pak Udin yang memang adalah Suku Bajo membawa serta kedua anak serta istrinya dan hidup nomaden di atas perahu.



Tapi tidak hanya memotret atau ngobrol, detikTravel pun berkesempatan untuk diantar Pak Udin ke Desa Mbogita di atas perahunya lho. Bayangkan saja, bisa naik perahu bareng Suku Bajo yang benar-benar hidup di atas kapal. Sebuah pengalaman yang tidak ternilai!

Usai dari Desa Mbogita, detikTravel bersama Hardy singgah ke Pulau Koko di Sombori. Di sana kami disambut dengan pantai nan cantik yang masih perawan dan begitu bersih. Kegiatan snorkeling menjadi salah satu agenda wajib yang kami lakukan di Pulau Koko.



Menjelang siang, kami pun sempat mencoba kuliner seafood yang dijajakan oleh warga setempat. Selain segar dan nikmat, lobster pun terhidang disertai dengan kelapa muda. Ternyata makan lobster tidak hanya bisa dilakukan di rumah makan mahal, tapi di Sombori juga bisa.

Puas menikmati Pulau Koko dan mengagumi keindahan Sombori, dengan berat hati detikTravel dan Hardy harus kembali pulang ke Kendari dengan menggunakan kapal yang sama. Perjalanan laut selama delapan jam lebih pun ditempuh menuju Kendari.

Di mana ada awal, di situ juga ada akhir. Keesokan harinya, detikTravel bersama Hardy harus kembali pulang ke rumah masing-masing. Liburan selama empat hari pun telah usai. Hardy pun mengaku sangat senang karena telah terpilih untuk jalan-jalan ke Sombori.



"Sombori keren banget, terus tempatnya juga masih fresh dan masih bagus, jadi belum ada yang tersentuh sama sekali. Teman-teman harus datang pokoknya," tutup Hardy.

Itu adalah kisah Hardy bersama detikTravel. Kamu pun juga bisa menjadi seperti Hardy dan berkesempatan untuk jalan-jalan langsung bareng tim detikTravel. Caranya, ikuti terus lomba-lomba menulis dan berbagai acara seru lainnya di detikTravel. Sampai jumpa di lain kesempatan!

(sst/sst)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads