Roti Samuel, Teman Paling Pas untuk Nikmati Danau Toba

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Festival Danau Toba

Roti Samuel, Teman Paling Pas untuk Nikmati Danau Toba

- detikTravel
Selasa, 17 Sep 2013 19:10 WIB
Roti Samuel, roti lezat di tepi Danau Toba (Eny/detikTravel)
Samosir - Kalau ingin menikmati pemandangan Danau Toba dari Bukit Beta di Tuk tuk, Pulau Samosir, jangan sambil bengong. Coba sambil menyantap roti lembut dan lezat bersama segelas kopi atau teh dari Toko Roti Samuel.

Roti cokelat dan kopi ini bisa Anda temukan di Toko Roti Samuel. Toko roti ini tampak menonjol berdiri di antara rerumputan yang menghias di kaki Bukit Beta, Tuktuk, Samosir. Bangunan toko ini didominasi dinding batu dan kayu.

"Ini sebenarnya rumah tradisional Batak," ujar sang pemilik toko Betty Anna Saragih membuka perbincangan dengan detikTravel di sela-sela Festival Danau Toba minggu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Betty tidak melakukan banyak renovasi ketika membangun rumah tersebut menjadi sebuah tempat usaha pada 1998 lalu. Hingga kini pun, menurutnya, tidak banyak perubahan dia lakukan. Dia hanya mengganti tiang penyangga utama toko yang berada di tengah dengan batu karena sebelumnya kayunya lapuk.

Betty dan keluarganya terpikir untuk membuka usaha toko roti karena pada saat itu, tahun 1998, ada banyak turis asing mengunjungi Danau Toba. "Rata-rata hotel isinya orang bule dan pada saat itu roti sangat booming terutama roti tawar," ujarnya.

Pada masa jayanya, Toko Roti Samuel bisa menjual hingga 400-500 roti tawar setiap harinya. Mereka juga membuat roti manis yang saat itu ikut laku keras terjual 400-an roti tiap hari. Roti manis rasa cokelat dan cokelat kacang, paling jadi favorit pembeli.

Betty menceritakan, toko rotinya saat itu menjadi tempat favorit turis untuk nongkrong. Apalagi di tokonya dia menyediakan sejumlah tempat duduk dan beberapa buku untuk dibaca.

"Mereka senang duduk sambil baca buku. Pemandangannya dari sini juga bagus kan," katanya sambil melihat melalui jendela tokonya.

Dari jendela tersebut, pengunjung bisa melihat rerumputan hijau, luasnya Danau Toba dan gunung-gunung di sekelilingnya. Sayang masa-masa indah itu tidak berlangsung lama. Ketika Bali diguncang bom, pariwisata di Danau Toba terkena dampaknya. Jumlah turis menurun drastis, sehingga penjualan Roti Samuel pun terkena dampaknya.

"2001 mulai drop. Kalau kita mengharapkan warga di sini, mereka bukan pemakan roti," ucap Betty.

Setelah tidak lagi banyak turis membeli roti, Toko Roti Samuel tetap bertahan. Saat ini mereka bisa menjual roti manis dan roti tawar masing-masing 100 potong setiap harinya. Harga jual untuk roti-roti ini adalah Rp 10 ribu untuk roti tawar dan Rp 2.500 untuk roti manis. Roti manisnya sendiri terdiri dari tiga rasa yaitu cokelat, kacang-cokelat dan kelapa.

Betty menceritakan, toko rotinya biasanya akan ramai ketika ada acara atau musim liburan. Masa liburan seperti Lebaran, Natal atau Tahun Baru China membawa berkah untuknya karena banyak wisatawan datang dari Medan untuk mampir ke tokonya.

Untuk pengelolaan toko roti tersebut, Betty kini sudah menyerahkannya pada salah satu anaknya, Andi. Meskipun keturunan Batak, wanita kelahiran 12 Oktober 1955 ini mengaku lahir di Jakarta dan menetap di ibukota. Bisnis toko roti hanyalah bisnis sampingan untuknya karena bisnis utamanya adalah menjual alat kesehatan ke berbagai rumah sakit.

Di akhir perbincangan, Betty sempat mengungkapkan salah satu penyebab Roti Samuel disukai dan bertahan hingga sekarang adalah karena kelembutannya. "Pelembutnya ciri khasnya. Roti juga tidak pakai pengawet," ucapnya.

Tertarik mencicipi Roti Samuel? Kalau ke Danau Toba, jangan lupa mampir ke Bukit Beta di Desa Tuk Tuk. Roti Samuel ada di kaki bukit pada jalan kecil menuju Bukit Beta. Nikmatilah rotinya sambil menatap indahnya Danau Toba.

(fay/fay)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads