Ya, di dalam pasar tradisional Balige terdapat satu rumah makan yang nyempil di antara para pedagang ikan dan sayur-sayuran.
"Saya sudah jualan dari masih muda belum nikah sampai sudah punya anak empat," kata penjual Mie Gomak, Nurusalam Napitumbolo kepada detikTravel saat ke Pasar Balige akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mie gomak sendiri adalah mie yang berarti 'diambil pakai tangan.' Yanur menjelaskan jika dahulu, orang Batak memasaknya dan mengambilnya langsung memakai tangan.
"Makanya disebut 'gomak'," ujarnya. Namun kini para pembuatnya sudah memakai sendok nasi atau piring kecil untuk mengambilnya.
Di warung tersebut, terdapat dua buah panci besar yang berisi mie kuah dan mie goreng. Pengunjung bisa memilihhnya. Namun yang lebih menarik dan menjadi ciri khas dari kuliner mie gomak adalah kuahnya.
"Kita pakai andaliman khusus. Itu yang membuatnya pedas dan asam-asam," katanya.
Ia menjelaskan ada beberapa resep bahan masakan dalam membuat mie gomak. Bumbu itu antara lain kelapa, cabe, kelapa digoseng, bumbu rempah-rempah, bawang merah dan putih.
"Resep kami sendiri yang bikin. Setiap orang Balige yang bikin pastinya beda rasa," ungkapnya.
Ketika menyicipinya, sepintas mie tersebut tampak seperti mie pada umumnya. Tapi jika mencoba kuahnya, hmmm.. rasa pedas dan asam dari buah andaliman langsung ke tenggorokan. Yummy!
Untuk merasakan sensasi andaliman di mie gomak Pasar Balige hanya merogoh kocek Rp 5 ribu. Setiap hari, warung itu buka dari pukul 7 pagi sampai 7 malam. Cicipi dan rasakan bedanya mie gomak di Batak dengan yang dijual di Jakarta.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Suhu Bromo Kian Menggigit di Puncak Kemarau