Suasana tenang itulah yang tertangkap oleh detikTravel dan 7 orang lain dari Jakarta, yang menginjakkan kaki di Gili Sudak, Sabtu (14/12/2013) kemarin. Kawan-kawan memang berniat melakukan snorkeling, bermain kano, dan berenang sambil melarung kepenatan bawaan Jakarta.
Jasa penyewaan alat snorkeling dan kano memang tersedia. Untuk mengisi energi sebelum bermain, kami menyantap habis ikan mai-mai bakar dan sup jagung telur yang tersedia di rumah makan Gili Sudak. Setelah itu, baru kami berlarian menceburkan diri ke laut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika snorkeling masih belum bisa memuaskan, di situ juga tersedia kano. Kami mencoba mengayuh sepuasnya hingga tepi jarak aman, sekitar 80 meter dari tepi pantai.
Di tengah keceriaan, kami termangu sejenak melihat awan gelap yang datang. Benar saja, gili indah ini diguyur hujan. Ah, padahal kami ingin menyeberang 500 meter ke depan, tepatnya ke Gili Kedis.
Namun hujan tak jadi masalah, kami berangkat juga ke Gili Kedis menggunakan perahu bermotor. Ukuran Gili kedis lebih kecil lagi dari Gili Sudak, 15 menit pun cukup untuk 'tawaf' di pulau berpasir putih ini. Meski hujan, kami tetap mencebur ke laut juga.
Ternyata air laut terasa hangat di badan. Kami berenang-renang tak jauh dari bibir pantai berpasir putih lembut itu. Butiran pasir di kedua gili ini memang lembut, lebih lembut dari pasir putih di pantai-pantai Gunungkidul, DIY.
Jujur saja, saya belum bisa berenang. Aktivitas snorkeling saja saya lakukan dengan rompi pelampung. Namun karena tertarik dengan kawan yang bisa mengapung berbaring menghadap langit tanpa pelampung, saya jadi ingin tahu. Tahan nafas, berbaring telentang, dan wow! Sayapun bisa mengapung.
"Di sini memang kadar garam dan mineralnya tinggi, jadi orang yang tak bisa berenang seperti kamu juga bisa mengapung," kata Ujie Gaffar, pemandu wisata kami.
Teknik mengapung telentang seperti itu akhirnya dipraktikkan berjamaah oleh kami. Ujie memberi tahu agar memejamkan mata saat telentang. Maka efek meditatif Gili Sudak dan Gili Kedis kami dapatkan, tunai.
Ketenangan di dua Gili ini sungguh maksimal terasa ketika 'meditasi terapung' dilakukan. Sunyi, syahdu, tapi awas! Bisa-bisa anda terapung sampai tengah lautan.
"Ini cukup aneh, kamu yang tidak bisa berenang tapi mudah sekali mengapung!" celetuk Ujie.
Segera kemasi barang anda, naik perahu dari Pelabuhan Tawun yang berjarak 1,5 jam dari Senggigi. Sewalah perahu seharga kisaran Rp 250 ribu untuk menyeberang ke Gili Sudak dengan lama perjalanan 20 menit. Selamat berlibur!
(ptr/fay)
Komentar Terbanyak
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen