"Prosesinya sudah mulai malam kemarin. Yaitu upacara buka mata naga yang dilakukan para tatung atau suhu di kelenteng," kata Akun, pria paruh baya salah satu tetua di kelompok pengusung naga dari Yayasan Mitra Bakti kepada detikTravel, Jumat lalu (14/2/2014).
Masyarakat Tionghoa yang merayakan Cap Go Meh percaya lewat prosesi pembukaan mata naga ini, ruh para dewa dan leluhur akan turun dan masuk ke badan naga. Sehingga ketika atraksi dijalankan, naga bisa meliuk indah layaknya benar-benar hidup.
Tidak seperti naga lain yang menggunakan genset untuk sumber tenaga lampu-lampu, naga dari Yayasan Mitra Bakti memilih menggunakan aki kering. "Pakai genset suka tidak stabil, bisa tiba-tiba mati," kata Akun.
Tak hanya liukan naga diiringi berbagai tetabuhan, selama beraksi naga juga ditemani oleh sepasang barongsai ikan mas koki yang lucu. Gerakan yang ditampilkan boleh dikata sangat menarik, unik dan kadang tidak masuk akal untuk bisa dilakukan. Misalnya saja, salah satu remaja bertubuh kurus sanggup melempar-lempar barongsai ikan mas koki sembari berputar cepat.
Berbagai atraksi ini semakin menarik dengan tambahan atraksi kembang api dan petasan dan seorang pria yang menyemburkan api dengan bahan bakar dari mulutnya.
Menurut Akun, pembuatan naga termasuk dua ikan mas koki dari yayasannya menghabiskan dana sekitar Rp 20 juta, yang sebagian didapat dari para donatur. Semua naga baru dibuat dua bulan sebelum perayaan. Berbagai upacara belum selesai begitu saja seiring selesainya malam Cap Go Meh.
"Sehari setelah perayaan, kami biasanya akan membawa naga-naga ini ke sungai untuk dibakar," kata Akun.
Pembakaran naga ini bukan tanpa makna. Menurut Akun hanya dengan membakar naga inilah arwah atau roh para leluhur yang diundang datang melalui naga yang dipertunjukkan akan kembali ke nirwana.
"Katanya sih juga sekaligus buang sial. Biasanya meski di Pontianak sudah sebulan tidak hujan, begitu naga dibakar biasanya hujan langsung turun," kata Memed, pengendara mobil yang mengantar detikTravel dan rombongan berkeliling Pontianak.
Benar saja, hanya berbilang jam setelah naga-naga dibawa ke tepi sungai untuk dibakar, hujan deras mengguyur seluruh Kota Pontianak. Aneh tapi nyata!
(fay/fay)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar