Bingung mencari destinasi wisata akhir pekan? Bertualang ke Desa wisata bisa jadi jawabannya. 4 Desa ini misalnya, terletak tidak terlalu Jakarta. Dihimpun detikTravel, Kamis (13/3/2014), berikut daftarnya:
|
1. Kanekes, Banten
(Bella Moulina/d'Traveler)
|
Penduduk Desa Baduy, baik Baduy Dalam maupun Baduy Luar memang menghindari kehidupan dunia modern. Mereka tidak boleh sekolah, memelihara ternak berkaki empat, bepergian naik kendaraan, atau menggunakan alat elektronik. Panorama alamnya juga sangat cantik.
1. Kanekes, Banten
(Bella Moulina/d'Traveler)
|
Penduduk Desa Baduy, baik Baduy Dalam maupun Baduy Luar memang menghindari kehidupan dunia modern. Mereka tidak boleh sekolah, memelihara ternak berkaki empat, bepergian naik kendaraan, atau menggunakan alat elektronik. Panorama alamnya juga sangat cantik.
2. Citorek, Banten
(Disbudpar Banten)
|
Mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani. Meski begitu, banyak yang punya rumah lengkap dengan perabotan modern. Bahkan ada yang memiliki mobil dan motor, tak seperti Kanekes yang masih tradisional.
Namun tradisi tetaplah tradisi, dan masyarakat Citorek memegangnya teguh. Para pria dewasa di Desa Citorek biasa mengenakan ikat kepala dari kain batik. Artinya, mereka terikat satu sama lain oleh norma adat setempat.
Para petani hanya boleh memanen pagi sekali dalam setahun. Pasca panen, sawah dialihfungsikan menjadi kolam ikan. Warga setempat percaya kalau ada yang bertani lebih dari 1 kali dalam setahun, padinya tak akan tumbuh dengan sempurna.
2. Citorek, Banten
(Disbudpar Banten)
|
Mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani. Meski begitu, banyak yang punya rumah lengkap dengan perabotan modern. Bahkan ada yang memiliki mobil dan motor, tak seperti Kanekes yang masih tradisional.
Namun tradisi tetaplah tradisi, dan masyarakat Citorek memegangnya teguh. Para pria dewasa di Desa Citorek biasa mengenakan ikat kepala dari kain batik. Artinya, mereka terikat satu sama lain oleh norma adat setempat.
Para petani hanya boleh memanen pagi sekali dalam setahun. Pasca panen, sawah dialihfungsikan menjadi kolam ikan. Warga setempat percaya kalau ada yang bertani lebih dari 1 kali dalam setahun, padinya tak akan tumbuh dengan sempurna.
3. Cisungsang, Banten
(Disbudpar Banten)
|
Sama seperti Kanekes, desa ini dipimpin seorang Kepala Adat. Dia ditunjuk lewat proses wangsit dari leluhur. Mayoritas penduduknya berbicara Bahasa Sunda, berprofesi sebagai petani dan pedagang. Mereka masih mempertahankan nilai-nilai tradisi dan budaya yang hampir sama dengan Kanekes.
Pemandangan alam di Cisungsang luar biasa indahnya. Karena terletak di kaki Gunung Halimun, pesawahan dan perbukitan membentang di sekelilingnya.
3. Cisungsang, Banten
(Disbudpar Banten)
|
Sama seperti Kanekes, desa ini dipimpin seorang Kepala Adat. Dia ditunjuk lewat proses wangsit dari leluhur. Mayoritas penduduknya berbicara Bahasa Sunda, berprofesi sebagai petani dan pedagang. Mereka masih mempertahankan nilai-nilai tradisi dan budaya yang hampir sama dengan Kanekes.
Pemandangan alam di Cisungsang luar biasa indahnya. Karena terletak di kaki Gunung Halimun, pesawahan dan perbukitan membentang di sekelilingnya.
4. Sarongge, Cianjur
(parekraf.go.id)
|
Warga Desa Sarongge adalah petani kebun sayur dengan sistem tumpang sari. Desa ini didominasi kebun sayur dan teh, pemandangannya sangat memukau. Traveler bisa menikmati udara sejuk nan bersih, juga menyambangi peternakan kambing dan kelinci.
4. Sarongge, Cianjur
(parekraf.go.id)
|
Warga Desa Sarongge adalah petani kebun sayur dengan sistem tumpang sari. Desa ini didominasi kebun sayur dan teh, pemandangannya sangat memukau. Traveler bisa menikmati udara sejuk nan bersih, juga menyambangi peternakan kambing dan kelinci.
Halaman 2 dari 10
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Keunikan Kontol Kejepit, Jajanan Unik di Pasar Kangen Jogja
Daftar Negara yang Menolak Israel, Tidak Mengakui Keberadaan dan Paspornya