Banyak hal yang menjadikan Wae Rebo menarik bagi para wisatawan yang penasaran. Pertama adalah letaknya yang berada di tengah pegunungan Flores. Desa ini tidak memiliki tetangga alias hanya satu-satunya di sana.
Memang, ada banyak desa lainnya di kaki gunung, namun butuh perjalanan 4 jam mendaki untuk mencapai Wae Rebo dari desa terdekat. Hal menarik selanjutnya adalah rumah adatnya yang unik. Berbentuk kerucut, dengan pintu masuk setengah lingkaran yang rendah.
Dari jauh, rumah ini terlihat seperti rumah keong. Tapi siapa sangka, penghuni yang bisa tinggal di dalamnya mencapai 6-8 keluarga. Besar bukan?
Menurut legenda, sang leluhur bernama Empo Maro yang berasal dari Minangkabau hendak mencari area baru untuk membangun desa. Ia berlayar hingga ke pulau itu dan kerap berpindah dari satu kawasan ke kawasan lain.
Hingga pada sebuah malam, Empo Maro bermimpi dibimbing seekor musang ke tengah pegunungan. Sang musang pun menyuruh Empo Maro untuk membangun desa di sini jika ingin desanya aman, tenteram dan jauh dari dendam atau bahaya.
Akhirnya, sang leluhur pun mulai membangun peradaban baru yang kecil di sana. Hingga kini, para penduduk masih hidup dengan bahagia, meneruskan hidup seperti para leluhur mereka.
Uniknya, rumah adat yang ada di sini tidak boleh bertambah, apalagi berkurang. Hanya ada 7 rumah adat atau yang biasa disebut dengan Mbaru Niang. Lalu bagaimana dengan perkembangan jumlah penduduk?
Para penduduk bisa membangun rumah biasa di sekeliling Wae Rebo, atau di kaki gunung. Syaratnya, rumah-rumah baru tersebut tidak boleh mirip dengan Mbaru Niang.
Dengan segala keunikan, Wae Rebo menjadi salah satu destinasi pilihan yang unik untuk didatangi di Flores. Terlihat dari wisatawan yang datang dan rela mendaki beberapa jam untuk melihat dan menikmati suasana di sana.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara