Selain Kerajinan Perak, Ada Banyak Tempat Menarik di Kotagede

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Selain Kerajinan Perak, Ada Banyak Tempat Menarik di Kotagede

- detikTravel
Senin, 17 Mar 2014 18:09 WIB
Selain Kerajinan Perak, Ada Banyak Tempat Menarik di Kotagede
Suasana pasar Kotagede setiap pasaran Legi berdasarkan kalender Jawa selalu dipenuhi warga (Bagus/detikTravel)
Yogyakarta - Berkunjung di Kotagede Yogyakarta, Anda tidak hanya bisa mengunjungi tempat kerajinan perak. Di Kotagede ada banyak tempat menarik lainnya, seperti masjid kuno dan pasar yang menjual aneka kuliner enak. Yuk, ke Kotagede!

Letak Kotagede terletak di sisi tenggara atau sekitar 6 km Kota Yogyakarta. Untuk menuju Kotagede bisa naik taksi, ojek motor, bis kota dari kawasan Malioboro. Bila ingin lebih berkesan kita bisa naik andong dari Pasar Beringharjo. Di Beringharjo atau andong dengan rute khusus Beringharjo-Kotagede. Tarifnya juga murah sekitar Rp 10 ribu per orang.

Ada baiknya kita traveling tersebut dilakukan berjalan kaki berkeliling di kampung-kampung Kotagede. Pasti akan banyak kesan dan pengalaman yang kita dapat.

Ada banyak tempat bersejarah atau heritage yang bisa kita kunjungi di Kotagede diantaranya Makam pendiri dinasti Mataram, Panembahan Senopati, Masjid Kuno Kotagede, Sendang Selirang yang berada dalam satu kompleks serta Watu Gatheng Raden Rangga. Bila hendak wisata kuliner bisa kita membeli oleh-oleh makanan khas Kotagede berupa kue Yangko yang terbuat dari tepung beras ketan dan Kipo yang terbuat dari tepung beras.

Di Pasar Kotagede juga tersedia aneka makanan jajanan tradisional atau jajan pasar yang dijual murah. Meski pasar setiap hari buka, namun bila hari pasaran jatuh pada hari Legi berdasarkan penanggalan/kalender Jawa, suasana pasar akan lebih ramai dibandingkan hari pasaran biasa.

Pasar Kotagede juga sering disebut dengan Sarlegi atau Pasar Legi. Sebab hari pasaran jatuh hari Legi. Tidak mengherankan kalau pasa pasaran Legi, jalan di sekitar pasar akan macet sejak pagi hingga siang. Pasar yang masih menerapkan hari pasaran berdasar kalender Jawa itu masih bisa kita temui di sekitar Bantul dan Sleman.

Pada hari pasaran itu, warga Kotagede dan sekitarnya akan tumpah ruah di pasar untuk berbelanja. Jumlah pedagang pun jauh lebih banyang dibandingkan hari biasa. Ada pedagang burung, ayam/unggas, pedagang pakaian, pedagang batu akik, jamu tradisional, tanaman hias, alat pertanian dan lain-lain. Para pedagang dari luar Kotagede akan berjualan di tempat itu.

Bila kita masuk di sekitar perkampungan di Kotagede kita akan disuguhi jalan-jalan yang sempit yang penuh tempat tinggal warga. Oleh warga sekitar jalanan itu disebut jalan atau gang rukun. Sebab jalan sempit itu juga menjadi halaman rumah warga sehingga bila mau lewat harus saling rukun atau tidak ugal-ugalan. Di dalam kampung itu masih banyak kita temui para pengrajin perak, emas tradisional yang dikerjakan di rumah warga.

Di antara deretan rumah-rumah warga tersebut, kita juga masih banyak menemui bangunan rumah tradisional yang khas disebut rumah joglo Kotagede yang menggunakan bahan kayu jati. Adapula rumah-rumah bangunan bekas milik para saudagar-saudagar kaya zaman dulu. Bangunan-bangun rumah tembok yang berumur lebih dari 60 tahun itu mirip bangunan-bangunan bergaya Eropa.

"Untuk rumah joglo khas Kotagede masih banyak yang bisa kita temui dan lita lihat. Meski kurang terawat," ungkap M. Natsier warga Kotagede yang aktif melakukan penyelamatan terhadap bangunan-bangunan heritage di sekitar Kotagede.

Setelah puas berkeliling Kotagede, bila henda berbelanja perak kita bisa mampir di salah satu toko perak. Ada banyak toko perak di Kotagede. Di tempat itu kita juga bisa melihat dari dekat proses pembuatan perak yang dilakukan para pengrajin. Bila kita akan beristirahat ada rumah makan dan warung-warung makan tradisional di sekitar pasar.

(aff/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads