Melihat Alat Pemecah Kepala di Museum Kebangkitan Nasional

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Melihat Alat Pemecah Kepala di Museum Kebangkitan Nasional

- detikTravel
Senin, 26 Mei 2014 16:30 WIB
Alat pemecah kepala di Museum kebangkitan Nasional (Afif/detikTravel)
Jakarta - Mumpung banyak hari libur di akhir bulan Mei, yuk keliling museum di Jakarta. Salah satu yang menarik adalah Museum Kebangkitan Nasional di Jakpus. Ada banyak peralatan dokter zaman Belanda, seperti alat pemecah kepala.

Museum Kebangkitan Nasional berada di Jl Dr Abdul Rahman Saleh No 26, Jakarta Pusat dan tak jauh dari Pasar Senen. Museum ini memiliki koleksi aneka peralatan dokter zaman dulu, yang terlihat sedikit 'mengerikan'.

Mari kita kenal sejarah Museum Kebangkitan Nasional terlebih dulu. Dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Senin (26/5/2014) Museum Kebangkitan Nasional merupakan komplek bangunan bersejarah yang sudah ada sejak tahun 1901. Awalnya digunakan sebagai gedung sekolah dan asrama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA).

STOVIA sendiri adalah penyempurnaan dari sistem pendidikan kedokteran Sekolah Dokter Jawa yang didirikan pada tahun 1851. Di sinilah beberapa orang Indonesia bisa belajar mengenai ilmu-ilmu kedokteran. Dari STOVIA jugalah muncul organisasi-organisasi kemerdekaan, seperti Boedi Oetomo yang didirikan oleh Dr Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908. Beberapa pahlawan nasional seperti Tjipto Mangunkusumo pun pernah menimba ilmu di sana.

STOVIA sempat dijadikan sebagai tempat tawanan tentara Belanda, saat Jepang menjajah Indonesia di tahun 1942. Kemudian pada 20 Mei 1974, tanpa merusak atau mengubah struktur komplek bangunannya disematkan komplek bekas peninggalan STOVIA menjadi Gedung Kebangkitan Nasional. Kini, dikenal dengan nama Museum Kebangkitan Nasional.

Tampak luar, Museum Kebangkitan Nasional memang terlihat seperti bangunan-bangunan peninggalan Belanda. Begitu memasuki bagian dalam, ada gambar-gambar tokoh pengurus Boedi Oetomo, seperti M Soeleiman, Soewarno dan M Soeradji.

Museum Kebangkitan Nasional di bagi dua bagian, di sebelah kanan ada Ruang Pengenalan, Ruang Sebelum Pergerakan, Ruang Awal Kesadaran Nasional dan Ruang Pergerakan Nasional. Sedangkan di sebelah kiri ada Ruang Informasi, Ruang Dosen STOVIA, Ruang Pendidikan STOVIA, Ruang Memorial Boedi Oetomo, Ruang Asrama STOVIA dan Perpustakaan Museum.

Peralatan dokter yang digunakan siswa STOVIA ada di sebelah kiri museum. Uniknya, di sana diberikan ruang-ruang khusus tentang praktek kedokteran yang sejak ada ratusan tahun silam sebelum Belanda datang. Di antaranya terdapat keris Nyai Brojol yang digunakan untuk membantu ibu-ibu melahirkan dan keris Kiamong untuk terhindar dari mahluk halus.

Setelah Belanda masuk ke Indonesia, ilmu kedokteran pun berkembang. Dokter-dokter dari STOVIA yang menganalisis tiap penyakit di Indonesia, mulai dari cacar hingga malaria.

Yang bikin ngeri, mungkin adalah alat-alat yang digunakan. Anda bisa melihat alat pemecah kepala yang digunakan siswa STOVIA untuk membedah kepala dan mempelajari tentang otak manusia. Bentuknya besar, terbuat dari besi dan terdapat stir serta rantai gir. Entah, bagaimana cara membuka kepala dengan alat itu.

Ada lagi alat-alat bedah yang digunakan pada zaman Belanda. Siap-siap bergidik melihat hak sisir yang berupa seperti garpu tapi lebih besar sebagai alat bantu operasi untuk mengaitkan kulit atau drillboor alat untuk membuat lubang di kulit untuk mengambil cairan darah berupa besi panjang berbentuk bor.

Papan informasi di dinding-dinding tiap ruangan menjelaskan tiap alat kedokteran dan sejarah perkembangan kedokteran di Indonesia. Kalau Anda traveler yang berita-cita jadi dokter, wajib mampir ke museum ini.

Tiket masuk Museum Kebangkitan Nasional tak lebih dari Rp 5 ribu. Bagian dalam bangunannya masih asli arsitektur Belanda tapi masih terawat dengan baik. Mumpung libur panjang, yuk ke Museum Kebangkitan Nasional!

(aff/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads