Pria Perkasa di Nias Tak Butuh Obat Kuat!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pria Perkasa di Nias Tak Butuh Obat Kuat!

- detikTravel
Kamis, 19 Jun 2014 08:17 WIB
Aksi para pelompat batu di Nias Selatan (Afif/detikTravel)
Nias Selatan - Keperkasaan pria kerap dikaitkan dengan obat kuat atau makanan aprosidiak. Namun itu tak berlaku untuk para pria dari Pulau Nias. Keperkasaan mereka dibuktikan lewat ajang lompat batu yang asyik ditonton wisatawan.

Ada satu tradisi unik di Nias, yakni hombo batu alias lompat batu. Inilah ajangnya para pria untuk membuktikan diri menjadi seorang pria perkasa dan dewasa. Tak sembarangan, batu yang harus dilompati tingginya dua meter lebih!

Rombongan Kemenparekraf bersama para wartawan berkesempatan mengunjungi Desa Bawamataluo di Nias Selatan, saat di sela-sela acara Lokakarya Nasional Pengembangan Kepariwisataan Kepulauan Nias. Jaraknya cukup jauh dari Kota Gunungsitoli, sekitar dua jam naik mobil.

"Lompat batu ini sudah ada dari ratusan tahun lalu di Nias, khususnya di Nias bagian selatan. Tinggi batunya 2 meter 10 cm," kata salah satu peserta lompat batu kepada detikTravel, Imran Manao, Rabu (18/6/2014).

Imran ternyata adalah salah satu yang dianggap senior sebagai pelompat batu di sana. Dia mengaku sudah 9 tahun lebih menjadi pelompat batu di sana. Memangnya, apa sih arti dari tradisi lompat batu ini Imran?

"Sejarahnya, di zaman dulu saat di Nias masih banyak kerajaan, lompat batu adalah tolak ukur untuk menjadi seorang prajurit," tuturnya.

Imran menjelaskan lebih mendalam, kerajaan-kerajaan di Nias biasanya memiliki pagar dari bambu untuk melindungi wilayahnya. Nah, para pria yang menjadi prajurit diharuskan terlebih dulu untuk bisa meloncati batu untuk bisa menembus pagar-pagar tersebut.

"Tapi, lompat batu juga sebagai tanda pria untuk menjadi pria dewasa dan perkasa. Zaman dulu, belum dibilang pria kalau belum bisa melompati batu ini," katanya.

Soal risiko tak main-main. Kalau gagal mendarat, cidera terburuk pelompat batu adalah patah tulang. Untuk itu, perlu latihan yang lama dan keyakinan.

"Saya belajar lompat batu selama 1 minggu. Awalnya di sekolah melompati batu-batu semen, lalu latihan melompati bambu, dan tiga kali latihan melompati batu ini. Sebenarnya, itu masalah keyakinan saja untuk bisa melompati batunya atau tidak," ungkap pria berusia 25 tahun tersebut.

Imran pun lalu beraksi melompati batu. Setelah mengambil ancang-ancang dan berlari dengan jarak sekitar 10 meter dari batu. Hup...! Imran melompati batu dan mendarat dengan mulus.

Kami yang melihat rasanya deg-degan, apalagi saat melihat batunya dari dekat. Jadi, di depan batu yang setinggi dua meter lebih itu ada satu batu kecil sebagai pijakan untuk melompati batunya.

Saat melompati batu, kedua kaki pelompat batu seolah melayang di udara. Tentu saja, latihan yang dilakukan Imran untuk bisa melompati batu tersebut tidaklah mudah. Imran dan para pelompat batu di Nias pun layak disebut pria perkasa.

(ptr/ptr)

Hide Ads