Monumen Pancasila Sakti yang berada di Lubang Buaya menjadi bukti dari kekejaman yang dilakukan PKI kala itu. Tanggal 30 September 1965, menjadi hari dimana sejumlah petinggi militer Indonesia diculik dan dibunuh oleh orang-orang komunis.
Dari sejumlah perwira tinggi tentara yang diincar dan dibunuh, hanya ada satu jenderal yang selamat, yaitu Jenderal AH Nasution. Ada pun sang putri Ade Irma Nasution dan ajudan dari AH Nasution, Lettu Pierre Tendean menjadi korbannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian itu pun akhirnya diperingati sebagai kejadian bersejarah yang cukup pilu bagi bangsa Indonesia. Lapangan Peringatan Lubang Buaya yang berisi Monumen Pancasila Sakti dibangun untuk mengingat kejadian tersebut.
Tidak hanya itu, juga ada Museum Pengkhianatan PKI, Museum Paseba, Sumur Tua yang menjadi tempat pembuangan jenazah 7 Pahlawan Revolusi, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, dan Dapur Umum.
Terdapat juga relik bersejarah seperti pakaian yang dikenakan para Pahlawan Revolusi, sampai foto proses pengangkatan jenazah. Terdapat pula Ruang Teater yang menyiarkan rekaman bersejarah dengan durasi kurang dari 30 menit.
Berkunjung ke Lubang Buaya yang menyimpan sejarah kelam Indonesia, kita dapat merasakan kekejaman yang dilakukan oleh orang-orang saat itu. Urutan kejadiannya juga dituang dalam bentuk diorama yang informatif, seperti menyaksikan langsung peristiwa berdarah itu.
Apabila ingin lebih mengenal sejarah bangsa Indonesia dan Pemberontakan PKI saat itu, datang dan belajar langsung ke Lubang Buaya. Selain menambah pengetahuan, berwisata kelam ke sana bisa menjadi pembelajaran betapa konflik politik bisa membahayakan keutuhan bernegara.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?