Hostel Unik ala Indonesia, Menginap di 5 Rumah Adat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Hostel

Hostel Unik ala Indonesia, Menginap di 5 Rumah Adat

- detikTravel
Kamis, 28 Agu 2014 12:50 WIB
Hostel Unik ala Indonesia, Menginap di 5 Rumah Adat
(Shafa/detikTravel)
Labuan Bajo - Tidak melulu bangunan cantik dan unik yang bisa jadi penginapan, tapi juga rumah adat. Inilah hostel tradisional ala Indonesia, rumah adat. Penasaran di mana saja?

Indonesia kaya dengan suku dan budaya yang indah. Salah satu kekayaannya adalah rumah adat. Bukan saja bisa dilihat, tapi beberapa rumah adat ini juga bisa menjadi hostel, alias bisa diinapi para backpacker. Disusun detikTravel, Kamis (28/8/2014) inilah 5 rumah adat unik yang bisa diinapi para traveler:

1. Wae Rebo, Flores

(Shafa/detikTravel)
Mbaru Niang, atau rumah bundar adalah rumah adat khas Wae Rebo yang keunikannya telah jadi daya tarik dunia. Berbentuk unik, dan terletak di tengah pegunungan, rumah ini menjadi magnet utama datangnya para wisatawan ke Wae Rebo.

Meski terlihat menempel tanah, rumah ini ternyata panggung, dan semuanya terbuat dari kayu. Tanpa paku atau semen sama sekali. Telah ratusan tahun berdiri, dan rutin dipugar, rumah ini juga jadi tempat menginap para traveler. Dengan Rp 300 ribu per malam, traveler bisa berkesempatan menginap di dalam rumah adat, lengkap dengan makan 3 kali sehari. Seru!

2. Honai, Papua

(Afif/detikTravel)
Satu lagi rumah kerucut yang unik dari Indonesia adalah Honai, Papua. Bentuknya seperti jamur, atap membulat dengan tembok melingkar terbuat dari kayu. Dari luar, rumah boleh terlihat kecil, namun sampai di dalam, baru terasa luasnya.

Rumah tingkat dua ini bisa diinapi hingga 10 orang. Jika ingin bermalam di sini, siap-siap tidur di lantai kayu yang hangat saat malam hari, dan sejuk saat siang hari. Sungguh unik!

"Menginap di sana, Rp 200 ribu per malam," ujar Sugeng dari Rakata Adventure kepada detikTravel.

3. Rumah Betang, Kalimantan Barat

(Sastri/detikTravel)
Mungkin, inilah rumah paling panjang di Indonesia. Rumah memanjang sekitar 180 meter ini memiliki belasan pintu dan jendela. Juga, dihuni oleh puluhan keluarga, dengan ratusan jiwa. Dengan mudahnya, rumah adat yang berada di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalbar ini jadi daya tarik para wisatawan.

Seluruh rumah ini terbuat dari kayu belian yang semakin terkena air akan semakin kuat. Di bagian depan rumah, berderet gazebo yang menjadi tempat beraktivitas para wanita dan anak-anak yang mendiami rumah tersebut. Menginap di sana dan menikmati suasana kedekatan dengan warga lokal bisa dengan membayar Rp 100.000 per malam.

4. Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara, Flores

(Putri/detikTravel)
Mirip dengan Honai dan Mbaru Niang, ada Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara. Atap rumah yang terbuat dari ilalang ini menutupi hampir seluruh bangunan rumah. Bedanya, rumah ini berbentuk persegi empat.

Seperti kebanyakan rumah adat lainnya, Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara juga berbentuk panggung. Bagian dasar rumah ada jejeran tumpukan batu yang membuat rumah lebih tinggi dari tanah. Dari jauh, rumah ini seperti tidak memiliki pintu masuk.

Ada beberapa rumah dengan fungsi berbeda di sana. Nah, jika menemukan rumah dengan kepala kerbau di depan pintu rumah, itulah rumah tinggal. Traveler pun bisa tidur di sana, dan merasakan hostel unik ala Indonesia.

5. Rumah Bale, Lombok

(Shafa/detikTravel)
Di Lombok, ada beberapa desa adat yaitu Sade dan Ende. Di kedua desa ini, masyarakat masih tinggal di rumah adat yang biasa disebut dengan Bale. Meski bentuknya seperti kebanyakan rumah adat, juga dengan atap yang terbuat dari jerami, tapi temboknya berbeda.

Bukan dari kayu atau batu, melainkan dari lapisan tanah liat dan kotoran sapi. Malah, kotoran sapi ini yang bisa membuat lantai lebih mulus dan tidak berdebu lantaran tanah liatnya mengering. Jika Anda pria, tidurnya akan di teras, sedangkan wanita bisa di dalam rumah. Tertarik?
Halaman 2 dari 6
Mbaru Niang, atau rumah bundar adalah rumah adat khas Wae Rebo yang keunikannya telah jadi daya tarik dunia. Berbentuk unik, dan terletak di tengah pegunungan, rumah ini menjadi magnet utama datangnya para wisatawan ke Wae Rebo.

Meski terlihat menempel tanah, rumah ini ternyata panggung, dan semuanya terbuat dari kayu. Tanpa paku atau semen sama sekali. Telah ratusan tahun berdiri, dan rutin dipugar, rumah ini juga jadi tempat menginap para traveler. Dengan Rp 300 ribu per malam, traveler bisa berkesempatan menginap di dalam rumah adat, lengkap dengan makan 3 kali sehari. Seru!

Satu lagi rumah kerucut yang unik dari Indonesia adalah Honai, Papua. Bentuknya seperti jamur, atap membulat dengan tembok melingkar terbuat dari kayu. Dari luar, rumah boleh terlihat kecil, namun sampai di dalam, baru terasa luasnya.

Rumah tingkat dua ini bisa diinapi hingga 10 orang. Jika ingin bermalam di sini, siap-siap tidur di lantai kayu yang hangat saat malam hari, dan sejuk saat siang hari. Sungguh unik!

"Menginap di sana, Rp 200 ribu per malam," ujar Sugeng dari Rakata Adventure kepada detikTravel.

Mungkin, inilah rumah paling panjang di Indonesia. Rumah memanjang sekitar 180 meter ini memiliki belasan pintu dan jendela. Juga, dihuni oleh puluhan keluarga, dengan ratusan jiwa. Dengan mudahnya, rumah adat yang berada di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalbar ini jadi daya tarik para wisatawan.

Seluruh rumah ini terbuat dari kayu belian yang semakin terkena air akan semakin kuat. Di bagian depan rumah, berderet gazebo yang menjadi tempat beraktivitas para wanita dan anak-anak yang mendiami rumah tersebut. Menginap di sana dan menikmati suasana kedekatan dengan warga lokal bisa dengan membayar Rp 100.000 per malam.

Mirip dengan Honai dan Mbaru Niang, ada Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara. Atap rumah yang terbuat dari ilalang ini menutupi hampir seluruh bangunan rumah. Bedanya, rumah ini berbentuk persegi empat.

Seperti kebanyakan rumah adat lainnya, Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara juga berbentuk panggung. Bagian dasar rumah ada jejeran tumpukan batu yang membuat rumah lebih tinggi dari tanah. Dari jauh, rumah ini seperti tidak memiliki pintu masuk.

Ada beberapa rumah dengan fungsi berbeda di sana. Nah, jika menemukan rumah dengan kepala kerbau di depan pintu rumah, itulah rumah tinggal. Traveler pun bisa tidur di sana, dan merasakan hostel unik ala Indonesia.

Di Lombok, ada beberapa desa adat yaitu Sade dan Ende. Di kedua desa ini, masyarakat masih tinggal di rumah adat yang biasa disebut dengan Bale. Meski bentuknya seperti kebanyakan rumah adat, juga dengan atap yang terbuat dari jerami, tapi temboknya berbeda.

Bukan dari kayu atau batu, melainkan dari lapisan tanah liat dan kotoran sapi. Malah, kotoran sapi ini yang bisa membuat lantai lebih mulus dan tidak berdebu lantaran tanah liatnya mengering. Jika Anda pria, tidurnya akan di teras, sedangkan wanita bisa di dalam rumah. Tertarik?

(sst/sst)

Hide Ads