Di salah satu sudut Tugu Proklamasi di Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, ada tugu berbentuk segi empat dengan tinggi sekitar dua sampai tiga meter. Di puncaknya, tugu itu berbentuk prisma. Puncaknya mirip seperti piramida. Tugu ini umumnya disebut obelisk. detikTravel menyambangi tugu itu Sabtu (13/9/2014) siang.
Sebenarnya, selain tugu berbentuk obelisk, di Taman Proklamator ada juga Tugu Petir yang berbentuk silinder menjulang 17 meter dengan ujung berupa simbol petir. Tugu Petir dahulu merupakan rumah Bung Karno, tempat dibacakannya proklamasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tak sedikit juga yang mengaitkannya dengan isu-isu liar yang sulit diklarifikasi kebenarannya. Obelisk identik dengan kelompok Illuminati, dengan ciri khas tugu segi empat dan puncak prisma seperti piramid.
Sejatinya, tugu berbentuk obelisk itu bernama 'Tugu Peringatan Satu Tahun Proklamasi'. Di tugu berbentuk obelisk itu juga, terdapat keterangan tertulis, 'Peringatan Satoe Tahoen Repoeblik Indonesia Atas Oesaha Kaoem Wanita Djakarta'. Sementara di sisi sebaliknya ada pula 2 buah ukiran plakat.
Plakatβ pertama yaitu salinan teks proklamasi yang dibacakan Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 saat menyatakan kemerdekaan Indonesia. Sementara itu, plakat lainnya berada di bawah plakat itu yang berupa gambar peta wilayah Indonesia yang berupa kepulauan.
Nah, misterinya dimulai dari sini. Soekarno sebagai orang yang sangat menghargai sejarah, ternyata pernah memerintahkan tugu dan rumah Pegangsaan Timur dihancurkan. Dalam pidato di sidang pleno Depernas (Bapenas sekarang-red) di Bandung pada 13 Agustus 1960, dia menyebut tugu obelisk itu sebagai tugu Linggarjati.
"17 Agustus ini, akan saja perintahkan membongkar tugu Linggardjati itu, agar supaja nanti djikalau kita mentjangkul, ajunan tjangkul kita jang pertama, itu berarti bahwa kita di Pegangsaan Timur 56 itu akan mendirikan kita punja Tugu Proklamasi, persis ditempat dimana dulu Proklamasi dibatjakan," tegas Soekarno.
Tak hanya itu saja, Soekarno dahulu juga sempat meminta pembongkaran rumah di Pegangsaan Timur itu. Tugu Proklamasi dahulu merupakan kediaman Soekarno, tempat pembacaan Proklamasi.
"Dan keinginan saja pribadi, sebagai arsitek, ialah supaja gedung jang dinamakan gedung proklamasi itu diratakan dengan muka bumi. Sebaliknja di situ untuk tugu sadja jang mendjulang kelangit 17 meter tinggi, terbuat daripada perunggu, sekelilingnja satu taman jang indah, dimana kita punja anak-anak kita bersenang-senang setiap hari," tutur Soekarno.
Tak jelas informasi mengapa tugu itu dinamai Soekarno tugu Linggarjati. Mungkin saja ada kaitan dengan perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati di kawasan Kuningan dan Cirebon, Jawa Barat.
Yang juga menjadi misteri, kenapa Soekarno malah meminta rumah bersejarahnya dan tugu obelisk dihancurkan. Akhirnya hanya rumah Soekarno yang dihancurkan, sedangkan tugu obelisknya malah dipertahankan, itu juga menjadi misteri.
(ndr/fay)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar