Unik dan Seru! Perang Ketupat di Bali

Tabanan - Bali tidak cuma punya pantai dan alam yang indah. Budaya Bali yang menarik tidak sebatas tarian atau kuliner saja. Wisatawan perlu melihat tradisi perang ketupat yang unik dan seru di Tabanan, Bali.

Ratusan warga Desa Adat Kapal, Mengwi, Tabanan memadati jalan raya utama Denpasar menuju Singaraja. Ratusan orang berkumpul lengkap dengan pakaian adat Bali berperang melempar ketupat, Selasa (14/10/2014) siang sekitar pukul 13.00 Wita.

Mereka saling melempar ketupat. Ribuan ketupat melayang tak terhindarkan di jalanan sejauh 100 meter itu. Warga Desa Adat Kapal begitu bersemangat memeriahkan adat yang telah lama menjadi tradisi ini.

Tidak ada rasa marah dalam tradisi lempar ketupat ini. Bahkan, senyum ceria pun nampak dari setiap orang yang turun ke medan laga. Warga dibagi menjadi dua kelompok selatan dan utara. Jumlah orang pun tidak ditentukan.

Saling berhadap-hadapan, tradisi ini pun layaknya perang sesungguhnya. Ada menyerang dan bertahan. Ribuan ketupat pun, telah disediakan di dalam pura sebagai alat perang.

Salah satu peserta Tut Alit, mengaku setiap tahun tradisi ini dilakukan. Bahkan, ‎dirinya tidak merasa jengkel dengan mata yang memerah akibat terkena lemparan ketupat.

"Ya ini setiap tahun diadakan. Kami menjaga tradisi saja. Dan tidak ada rasa marah," ungkapnya.

Perang ketupat diadakan selama kurang lebih 15 menit. Tak sedikit penonton yang juga menjadi korban lemparan. Namun, sama saja, tidak ada yang marah akibat terkena lemparan. Malahan, warga pun ikut-ikutan melempar dari pinggir arena perang.

Usai dilaksanakannya perang, semua warga pun saling memeluk dan bercengkerama usai perang selesai. Tak lupa pula, ratusan warga membersihkan ketupat yang membuat kotor jalan raya provinsi itu.

(fay/fay)