Sebelum Gunung Tambora meletus pada tahun 1815, ada 3 kerajaan yang hidup di sekitarnya. Salah satunya adalah Kerajaan Sanggar. Ini adalah salah satu kerajaan yang masih bertahan pasca letusan gunung. Namun tak cukup kuat untuk bertahan sampai saat ini.
Meski begitu, para turunan langsung dari kerajaan masih hidup sampai sekarang. Mereka pun berjuang untuk mempertahankan sejarah dan kebudayaan yang pernah dimiliki Kerajaan Sanggar. Di bagian seninya, ada beberapa tarian yang diperkenalkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikTravel atas undangan dari BPPD NTB pun melihat langsung tarian tersebut. Gerakan lembut yang didampingi oleh alunan musik tradisional menghipnosis siapa saja yang melihat.
Gemulai tangan dan pinggul bergoyang menandakan tarian ini berasal dari kerajaan. Karena tarian yang lebih enerjik dan aktif biasanya berasal dari rakyat.
Selesai Tari Toja, ada Kareko Kandei. Ini adalah tarian rakyat yang dilakukan saat panen tiba. Para penarinya adalah wanita mengenakan rimpu, penutup kepala khas Sanggar. Bukannya bergerak keliling ruangan, mereka berpusat di depan palung.
Seperti temanya yaitu panen, mereka membuat alunan dan gerakan menarik dengan menggunakan tumbukan dan palung. Tujuan dari tarian ini adalah menjadi penanda datangnya panen sekaligus tanda bersyukur.
Terakhir, ada Mpa'a Gantao. Bukan tarian, ini merupakan atraksi bela diri. Hanya para pria yang melakukan atraksi ini. Dengan menggunakan sarung, baju putih dan peci, mereka mulai melakukan gerakan-gerakan silat sebagai awal mula.
Setelah melakukan gerakan-gerakan awal yang memancing lawan, barulah kedua pria ini adu kemampuan. Kerennya, mereka melakukan ini dengan tenaga dalam.
Masih banyak lagi seni dan kebudayaan yang dimiliki oleh Sanggar. Anda pun bisa melihatnya langsung saat liburan ke sana.
(sst/sst)












































Komentar Terbanyak
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Darurat Bencana-Tanpa Izin Gubernur & Mendagri
Bonnie Blue, si Artis Porno Penuh Sensasi Itu Akhirnya Diusir dari Bali
Alih Fungsi Lahan Jadi Kebun di Hutan Gunung Sanggabuana Bisa Berpotensi Buruk