Pengalaman Langka! Masuk Ruang Nahkoda Kapal Pelni

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pengalaman Langka! Masuk Ruang Nahkoda Kapal Pelni

- detikTravel
Senin, 24 Nov 2014 08:19 WIB
Pengalaman Langka! Masuk Ruang Nahkoda Kapal Pelni
(Afif/detikTravel)
Batam - Ruang nahkoda merupakan tempat yang paling vital di dalam kapal. Di sinilah kapal digerakan dan jadi ruangan untuk memantau situasi lautan. Beginilah ruang nahkoda KM Kelud yang berlayar dari Jakarta ke Medan.

Beberapa waktu lalu, detikTravel diundang Pelni untuk merasakan KM Kelud yang baru dipermak dengan menghabiskan biaya sekitar Rp 5 M. Kapal ini merupakan satu dari 24 kapal penumpang milik Pelni, yang melayani rute dari Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta ke Pelabuhan Belawan di Medan.

Namun, kapal ini transit dulu di Pelabuhan Sekupang di Batam. Beginilah suasana di ruang nahkoda:

1. Para awak kapal

(Afif/detikTravel)
Waktu menunjukan pukul 10.00 WIB, KM Kelud angkat jangkar dari Pelabuhan Tanjung Priok. Beruntung, detikTravel berkesempatan untuk melihat ruang nahkoda yang berada di bagian paling depan dek 8.

Ketika itu, terdapat sekitar 7-8 perwira yang menggenakan seragam putih-putih. Perwira bertugas untuk menjalankan kapal dan memantau situasi latan di sekitar kapal.

"Satu orang yang berpakaian sailor (warna hitam) itu tugasnya memantau situasi permukaan laut yang ada di depan kapal dengan teropong khusus. Namun, semuanya punya tanggung jawab dalam pelayaran kapal ini," kata Manager Telekomunikasi dan Elektronika Pelni, Ahmad Saiful Anam yang memandu rombongan media.

Saiful memberitahu beberapa istilah yang sering digunakan para perwira, seperti istilah sudut-sudut yang jadi patokan arah. kalau ada yang berteriak 180 derajat artinya arah selatan dan 360 derajat artinya arah utara.

"Kecepatan KM Kelud sendiri 20 knot atau sekitar 37 km/jam. Itu termasuk cepat untuk ukuran kapal laut yang mampu menumpang ribuan penumpang," papar Saiful.

2. Peta digital

(Afif/detikTravel)
Sayang, beberapa perwira sedang sibuk sehingga tidak dapat diwawancarai. Namun, Chief Officer atau Mualim 1 KM Kelud, Tomy Murad meluangkan waktu untuk berbincang dengan rombongan media. Mualim 1 adalah pangkat di dalam kapal yang berarti satu tingkat di bawah kapten. Dia pun berbagi cerita soal peralatan-peralatan yang ada di ruang nahkoda.

"Ini namanya Electronic Chart Display alias peta digital. Kita bisa memantau kapal terdekat dengan radius 20 mil (32 km) yang gambarnya segitiga. Kita juga bisa melihat rute pergerakan kapal dan situasi lautan," tuturnya.

3. Peta manual

(Afif/detikTravel)
Meski memakai peta digital, rupanya juga masih terdapat peta manual yang ada di dalam ruang nahkoda. Peta tersebut berukuran besar yang dilipat dan menggambarkan jelas rute pelayaran dari Jakarta ke Medan. Pertama melalui Selat Gaspar yang memisahkan Pulau Bangka dan Belitung, lalu terus menuju ke utara.

4. Echo Sounder

(Afif/detikTravel)
"Untuk mengukur kedalaman laut, ada Echo Sounder. Bisa dilihat berapa kedalaman yang kita arungi. Saat di Tanjung Priok, kedalamannya sudah 10 meter dan nanti pasti lebih dalam lagi," ucap Tomy.

Asal tahu saja, lambung kapal KM Kelud masuk ke air sedalam 6-7 meter dari permukaan laut. Kemudian setelah itu, Tomy menjelaskan soal anemometer yang berfungsi untuk mengukur kecepatan angin dan speed log yang mengukur kecepatan kapal laut.

5. Aneka tombol kendali

(Afif/detikTravel)
"Yang jelas, kapal ini sangat terpengaruh dengan arus dan angin. Jika kapal berlayar melawan arah arus dan angin, itu susah," terang Tomy.

Tak sampai setengah jam, rombongan media harus keluar dan melanjutkan kunjungan ke berbagai dek di KM Kelud. Sebelum itu, saya abadikan dulu potret-potret di ruang nahkoda kapal Pelni ini yang tak sembarang orang boleh masuk ke dalamnya. Jepret!
Halaman 2 dari 6
Waktu menunjukan pukul 10.00 WIB, KM Kelud angkat jangkar dari Pelabuhan Tanjung Priok. Beruntung, detikTravel berkesempatan untuk melihat ruang nahkoda yang berada di bagian paling depan dek 8.

Ketika itu, terdapat sekitar 7-8 perwira yang menggenakan seragam putih-putih. Perwira bertugas untuk menjalankan kapal dan memantau situasi latan di sekitar kapal.

"Satu orang yang berpakaian sailor (warna hitam) itu tugasnya memantau situasi permukaan laut yang ada di depan kapal dengan teropong khusus. Namun, semuanya punya tanggung jawab dalam pelayaran kapal ini," kata Manager Telekomunikasi dan Elektronika Pelni, Ahmad Saiful Anam yang memandu rombongan media.

Saiful memberitahu beberapa istilah yang sering digunakan para perwira, seperti istilah sudut-sudut yang jadi patokan arah. kalau ada yang berteriak 180 derajat artinya arah selatan dan 360 derajat artinya arah utara.

"Kecepatan KM Kelud sendiri 20 knot atau sekitar 37 km/jam. Itu termasuk cepat untuk ukuran kapal laut yang mampu menumpang ribuan penumpang," papar Saiful.

Sayang, beberapa perwira sedang sibuk sehingga tidak dapat diwawancarai. Namun, Chief Officer atau Mualim 1 KM Kelud, Tomy Murad meluangkan waktu untuk berbincang dengan rombongan media. Mualim 1 adalah pangkat di dalam kapal yang berarti satu tingkat di bawah kapten. Dia pun berbagi cerita soal peralatan-peralatan yang ada di ruang nahkoda.

"Ini namanya Electronic Chart Display alias peta digital. Kita bisa memantau kapal terdekat dengan radius 20 mil (32 km) yang gambarnya segitiga. Kita juga bisa melihat rute pergerakan kapal dan situasi lautan," tuturnya.

Meski memakai peta digital, rupanya juga masih terdapat peta manual yang ada di dalam ruang nahkoda. Peta tersebut berukuran besar yang dilipat dan menggambarkan jelas rute pelayaran dari Jakarta ke Medan. Pertama melalui Selat Gaspar yang memisahkan Pulau Bangka dan Belitung, lalu terus menuju ke utara.

"Untuk mengukur kedalaman laut, ada Echo Sounder. Bisa dilihat berapa kedalaman yang kita arungi. Saat di Tanjung Priok, kedalamannya sudah 10 meter dan nanti pasti lebih dalam lagi," ucap Tomy.

Asal tahu saja, lambung kapal KM Kelud masuk ke air sedalam 6-7 meter dari permukaan laut. Kemudian setelah itu, Tomy menjelaskan soal anemometer yang berfungsi untuk mengukur kecepatan angin dan speed log yang mengukur kecepatan kapal laut.

"Yang jelas, kapal ini sangat terpengaruh dengan arus dan angin. Jika kapal berlayar melawan arah arus dan angin, itu susah," terang Tomy.

Tak sampai setengah jam, rombongan media harus keluar dan melanjutkan kunjungan ke berbagai dek di KM Kelud. Sebelum itu, saya abadikan dulu potret-potret di ruang nahkoda kapal Pelni ini yang tak sembarang orang boleh masuk ke dalamnya. Jepret!

(fay/fay)

Hide Ads