Terdapat berbagai cara menghabiskan waktu santai jika sedang berada di Provinsi Maluku. Salah satunya adalah datang ke tempat wisata Air Waiselaka di Desa Wai, Maluku Tengah. Ada belut jumbo di sana!
Salah satu destinasi wisata alami yang menarik adalah Air Waiselaka. Anda akan disuguhi sensasi alam yang belum terjamah di daerah yang terletak di Desa Wai, Maluku Tengah.
detikcom mengunjungi tempat wisata Air Waiselaka. Sekilas terlihat seperti air sungai biasa, tetapi di dalamnya terdapat ratusan belut berukuran besar dan puluhan ikan yang tak kalah jumbo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harus dengan telur mentah buat memanggil belut itu keluar dari sela-sela parit. Masukkan perlahan telurnya ke dalam lalu panggil saja," ujar sang pawang Baldus Bakarbesi, Jumat (20/2/2015).
Dengan jentikan jarinya, belut-belut yang semula 'mengumpet' di sela-sela dinding parit secara perlahan muncul dan berenang keluar. Pria yang biasa dipanggil Bal itu pun dengan lihai menyentuh, mengelus kepala belut dan membiarkan kakinya dikelilingi mereka.
"Belut-belut di sini sudah jinak, tapi kalau yang di sana (menunjuk ke sungai yang jaraknya sekitar 500 meter sebelahnya) belum masih makan ikan," lanjutnya.
Bal mengatakan sebelum dia akan memanggil belut-belut itu berdoa terlebih dulu kepada Tuhan agar makanan yang diberikannya mendatangkan berkah. Ada yang cukup menarik lagi, mengingat sungai tersebut letaknya dekat pemukiman warga maka oleh ibu-ibu sekitar seringkali dijadikan tempat mencuci pakaian.
Meski air terkena sabun cuci, tetapi tidak mengganggu habitat para belut dalam sungai. Sebaliknya, mereka justru 'akrab' dengan ibu-ibu yang sedang mencuci.
"Akrab kok mereka sama ibu-ibu. Malah lebih cepat akrabnya," kata Bal terkekeh.
Bal juga mengajak ke bagian sungai lainnya yang berada tak jauh dari lokasi belut. Berbentuk seperti kolam, dari sebuah jembatan kecil berwarna merah Anda dapat melihat puluhan ikan berukuran besar menari ke sana kemari dengan indah.
Nah, uniknya ikan yang ada bukan hanya jenis air tawar saja tetapi juga ikan jenis laut seperti baronang. Kok bisa?
"Dulu ikan baronang ini tertahan di perbatasan arus sungai dan laut, tapi ternyata terasa lebih senang di sungai ya akhirnya masuk ke sini dan besar di sini," terang pria yang sudah menghabiskan waktu puluhan tahun tinggal di Desa Wai tersebut.
"Di sini masih terjaga alamnya. Nggak pernah tuh ada orang yang mau mindahin (ambil) belut atau ikan-ikan ini. Soalnya ini tempat bersejarah dari zaman (penjajahan) Belanda," sebutnya.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit