Siapa bilang tidak ada yang namanya jenderal bintang 5? Jenderal itu paling tinggi memang bintang 4. Namun, Museum Satria Mandala di Jakarta menyimpan kisah tentang jenderal bintang 5. Ini dia jenderalnya jenderal!
Museum Satria Mandala adalah destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi Anda dan keluarga, untuk mengenal sejarah tentara Indonesia. Museum ini menyimpan koleksi dari zaman pembentukan militer sejak bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR) sampai menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
detikTravel mendatangi museum ini, Minggu (29/3/2015). Meskipun itu hari Minggu, parkiran museum yang luas hanya diisi beberapa mobil saja. Roket, helikopter, pesawat tempur dan kapal perang KRI Macan Tutul bertebaran di halaman museum yang bisa dilihat juga dari Jalan Raya Gatot Subroto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari Condet, Bang. Datang sama teman-teman. Sengaja main ke sini mau lihat museum," kata Andik (10).
Museum Satria Mandala sangat jadul, ini terlihat dari isi museum yang mengandalkan diorama. Ini suasananya seperti Museum Sejarah Nasional di kaki Monas yang juga mengandalkan diorama. Beberapa update dilakukan seadanya saja seperti dengan banner dan poster sederhana.
Namun, ada sejumlah koleksi menarik terutama buat anak-anak, yaitu aneka koleksi kendaraan perang. Mulai dari tank, panser, dan aneka pesawat tempur yang dipajang di halaman belakang. Selain itu ada aneka koleksi alat persenjataan berat yang bisa dipegang-pegang.
Yang menarik bagi saya adalah profil jenderal-jenderal utama. Ada Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Jenderal Oerip Sumohardjo. Sudirman adalah panglima pertama Tentara Keamanan Rakyat dan Oerip adalah kepala staff pertama. Aneka barang legendaris Sudirman seperti tandu, pedang dan jubahnya disimpan di museum ini.
Tapi yang paling unik dan menarik bagi saya adalah profil 2 jenderal berbintang 5 yaitu Jenderal AH Nasution dan Jenderal Soeharto. Jenderal bintang 5 adalah penghargaan dari TNI yang diberikan pada 5 Oktober 1997. Sebenarnya Jenderal Sudirman juga mendapat anugerah jenderal bintang lima, namun di museum itu hanya ada seragam jenderal bintang lima AH Nasution dan Soeharto.
Tentu saya penasaran, bagaimana lima bintang disusun dalam tanda kepangkatan. Rupanya 5 bintang tidak dijejerkan seperti bintang 4, namun disusun dalam bentuk melingkar yang unik.
Konon, hanya ada 7 jenderal bintang lima di dunia, dan 3 ada di Indonesia. Jenderal bintang lima bergelar jenderal besar. Gelar ini diberikan atas jasa luar biasa jenderal tersebut terhadap bangsa dan negaranya bahkan dunia.
Nasution misalnya, mengarang buku Fundamentals of Guerrilla Warfare. Buku ini menjadi rujukan militer seluruh dunia, bagaimana merancang perang gerilya. Jadi, jenderal besar bukanlah gelar sembarangan. Bisa melihat seragam langka ini adalah pengalaman menarik di Musem Satria Mandala.
Cara ke sana:
Museum Satria Mandala mudah di akses karena dilintasi Bus Transjakarta tujuan Grogol dan aneka kendaraan umum dari Cawang ke arah Grogol. Museum buka setiap hari kecuali Senin. Harga tiket masuknya Rp 2.500 untuk dewasa dan Rp 1.500 untuk anak-anak.
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom
Pendemo Tolak Kapal Pesiar Bawa Turis Israel Berlabuh di Yunani