detikTravel berkesempatan menyeberangi Lombok-Sumbawa pekan lalu. Saya naik ferry dari Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur dan turun di Pelabuhan Poto Tano di Sumbawa. Kapal yang saya naiki waktu itu bernama KMP Belida Jakarta.
Kapalnya tidak sebesar ferry yang digunakan untuk menyeberang dari Pelabuhan Merak, Banten ke Bakauheni, Lampung. Tetapi kapal ini terlihat lebih bersih dan tampaknya tidak banyak pedagang asongan yang hilir mudik, hanya ada beberapa pengamen cilik yang berusaha mencari uang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA JUGA: Madu Putih, Oleh-oleh Khas Sumbawa
Di ruang istirahat ini traveler tinggal memilih ingin duduk di kursi atau lesehan. Penumpang kapal malam itu tidak terlalu ramai. Kebanyakan dari mereka terlihat merebahkan diri di tempat lesehan sambil bersenda gurau bersama kerabatnya.
Udara malam di kapal tidak terlalu dingin. Kebanyakan penumpang kapal juga hanya mengenakan kaos, bukan jaket tebal untuk menghalau dinginnya angin laut.
Selama penyeberangan berlangsung, ada juga beberapa penumpang yang berkeliling sambil sesekali berdiri di pinggiran kapal, untuk menikmati pemandangan. Walaupun tidak seindah di pagi hari, pemandangan malam itu cukup menarik dengan kelap-kelip lampu kapal lain yang juga berlayar di Selat Alas.
Penyeberangan ini pun terasa singkat dan menyenangkan. Tak terasa, 2 jam telah berlalu dan kapal akan segera bersandar. Saya dan penumpang lain pun segera membereskan barang bawaan dan bersiap untuk turun.
(krn/fay)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda