detikTravel berkunjung ke sebuah tempat bernama Giri Kedaton di Gresik. Pada masanya, Giri Kedaton adalah pusat Islam di Pulau Jawa. Tetapi pengaruhnya meluas hingga ke seluruh nusantara.
"Bila ada raja baru diangkat, harus ada pengesahan dari Giri Kedaton," kata Djawair, Sekretaris Yayasan Sunan Giri kepada detikTravel, Selasa (7/7/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayang, Menak Sembuyu tidak suka dengan Maulana Ishaq. Sunan Giri yang masih bayi dibuang ke laut di dalam sebuah peti, sampai ditemukan oleh Nyai Ageng Pinatih, seorang saudagar asal Gresik yang tidak memiliki keturunan
"Oleh Nyai Ageng Pinatih, bayi itu diberi nama Joko Samudro karena ditemukan di tengah samudera," lanjut Djawair saat berkisah kepada detikTravel.
Joko Samudro menjadi santri Sunan Ampel sampai akhirnya bertemu dengan ayah kandungnya di Pasai, Aceh. Namanya lantas menjadi Raden Paku dan mendirikan pesantren Giri Kedaton. Disebut Giri Kedaton karena letaknya yang memang berada di atas giri atau bukit setinggi 150 meter.
Sunan Giri wafat pada 1506 Masehi dalam usia 63 tahun. Makam Sunan Giri berada di cungkup berukuran 4x4 meter. Dan cungkup itu masih diberi cungkup lagi yang berukuran sekitar 8x8 meter. Tak terhitung sudah berapa banyak peziarah yang datang ke Giri.
"Sebelum Ramadan banyak peziarah yang datang. Juga pada bulan Rajab dan Ruwah," jelas Djawair.
Pada Ramadan sendiri, peziarah yang datang pada siang hari relatif sedikit. Justru peziarah banyak datang di malam hari yang dimulai pada tanggal 17 Ramadan saat malam Nuzulul Quran dan malam tanggal ganjil mulai 21 Ramadan untuk mencari momen Lailatul Qadar. Malam 25 atau yang lebih dikenal dengan Malam Selawe dianggap sebagai puncak dari Lailatul Qadar. Malam Selawe itu sekarang menjadi tradisi di Gresik. Sepanjang jalan menuju ke Giri telah berubah seakan menjadi pasar malam.
"Malam berikutnya peziarah mulai berkurang. Biasanya pada malam 27 peziarah geser ke Ampel, dan pada malam 29 peziarah geser ke Malik Ibrahim," tandas Djawair.
Nah, Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik, adalah Wali Songo yang dianggap paling senior di antara 9 wali yang umumnya dikenal masyarakat di Indonesia. Maulana Malik Ibrahim dianggap sebagai Wali Songo formasi pertama dimana dia masih berdakwah bersama ayahnya Sayyid Hussein Jumadil Kubro, mantan Gubernur Deccan di India yang masih keturunan Nabi Muhammad SAW lewat jalur keluarga ahlul bait di Hadramaut, Yaman.
Versi sejarahnya beraneka macam terkait kelahiran Maulana Malik Ibrahim. Tapi salah satunya menyebutkan semasa di Maroko, Sayyid Hussein Jumadil Kubro menikah dengan anak penguasa setempat dan lahirnya Maulana Malik Ibrahim alias Maulana Malik Maghribi. Dia diajak berdakwah ke Asia Tenggara dari Kelantan sampai Jawa.
Maulana Malik Ibrahim duluan berdakwah di Jawa dibandingkan para saudara-saudaranya Wali Songo yang lebih muda. Yang kemudian menyusulnya adalah Sunan Ampel, keponakannya yang blasteran Tionghoa dan Timur Tengah, yang berdakwah di Ampeldenta, Surabaya. Makam Maulana Malik Ibrahim juga ada di Gresik, tidak jauh dari Giri Kedaton.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Mengenal Kereta Lambat yang Dinaiki Kim Jong Un ke China
Profil Menteri Haji Era Presiden Prabowo, Gus Irfan yang Hobi Sepedaan
10 Negara yang Mengeluarkan Travel Warning ke Indonesia karena Demo