Gua Langalu berada di Desa Malaoge, Kecamatan Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton, Sultra. detikTravel berkesempatan masuk ke dalam gua tersebut pada hari Selasa (25/8/2015) kemarin. Gua itu cukup besar dan menyimpan berbagai batu unik, seperti Batu Kabah dan juga onde-onde.
Letak gua tak jauh dari pemukiman penduduk Desa Malaoge. Dari jalan utama desa, tinggal berjalan kaki saja menuju mulut gua. Lorong untuk masuk ke gua ada di kedalaman sekitar 3 meter dan sudah disediakan tangga masuk ke dalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini yang terkenal itu Gua Langalu. Kalau penemuannya sendiri itu karena di sini kan tempat berkebunnya masyarakat setempat, itu kita tidak tau siapa yg menemukan," ujar Kamarudin, Sekretaris Desa Malaoge yang ikut serta masuk ke dalam gua.
Penerangan di dalam gua masih cukup minim, baru beberapa titik saja yang dipasangi lampu. Kamarudin pun membawa senter sambil membantu saya dan rombongan media untuk menjelajah gua.
Ada banyak lorong di dalam gua ini, namun hanya beberapa saja yang sudah bisa dilewati wisatawan. Medan di dalam gua tidaklah mudah untuk dilewati karena batuan yang menonjol tidak hanya di kanan, kiri dan atas saja melainkan bagian bawah juga. Walaupun begitu, perut gua ini sungguhlah indah dipandang.
Stalaktit dan stalagmit menonjol di berbagai sisi gua. Banyak yang tampak mengkristal seperti es dan tentunya terasa basah ketika dipegang. Ada juga batuan yang berbunyi seperti gendang ketika dipukul.
Di dalam gua ada mata air bersih yang dipakai untuk mandi. Wisatawan yang penasaran boleh saja mandi di sana jika mau merasakan sensasi berendam di dalam gua. Airnya begitu jernih dan terasa segar.
Dari mata air tersebut, perjalanan berlanjut menuju batu Kabah. Ada beberapa tangga kayu yang harus dilewati dengan hati-hati, karena agak sedikit rapuh.
Setelah tiba di salah satu ujung lorong gua, terlihat Batu Kabah yang berdiri dengan kokohnya. Batu itu tampaknya terbentuk dari stalaktit dan stalagmit yang berpadu. Karena bentuknya hampir mirip kubus raksasa, batu ini disebut mirip dengan Kabah di Arab Saudi.
"Jadi yang unik-unik di situ seperti yang sudah kita lihat banyaknya stalaktit dan stalagmit yang menonjol ke bawah dan ke atas. Yang lain ada juga biasa dikenal di sini Batu Kabah," Kata Kamarudin.
Batu Kabah ini menjadi salah satu daya tarik gua. Menurut Kamarudin, memang sejak awal ditemukan bentuknya sudah seperti itu. Batu itu terbentuk secara alami, tanpa campur tangan manusia.
Selain Batu Kabah ada juga batu-batu kecil yang oleh warga setempat disebut batu onde-onde. Bentuknya bundar, mirip seperti kue onde-onde. Batuan itu banyak ditemukan di dekat Batu Kabah.
"Yang unik juga batu bundar yang kecil-kecil kayak kue. Kalau di masyarakat Buton dikenal dengan onde-onde. Jadi dia bundar, punya titik-titik kayak onde-onde," jelas Kamarudin.
Batu Kabah merupakan titik terdalam yang saat ini bisa dimasuki wisatawan. Setelah melihat Batu Kabah dan onde-onde di sekitarnya, saya dan rombongan media pun segera kembali ke mulut gua untuk keluar. Petualangan di dalam gua ini pun menghabiskan waktu sekitar 1 jam.
Nah, bagi traveler yang ingin mampir ke gua, bisa datang setiap hari baik siang atau malam. Yang penting sebelum masuk Gua Langalu, harus lapor dulu kepada kepala desa atau yang mewakili.
(krn/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Lebih Tertarik ke Malaysia, Indonesia Tidak Kalah Indah tapi...
Viral King Abdi Nggak Dikasih Makan Saat Naik Batik Air, Ini Kata Netizen
Pariwisata Indonesia Kalah Pamor dari Malaysia, Masalahnya Bukan di Angka tapi...