Benteng Keraton Buton ada di Kota Bau-bau, Sulawesi Tenggara. Benteng tersebut tercatat sebagai benteng terbesar di dunia dalam Guinness Book of Record dan Museum Rekor Indonesia (MURI). Uniknya lagi, bahan yang digunakan untuk merekatkan batu-batu benteng adalah putih telur.
Saat singgah ke Bau-bau belum lama ini, detikTravel pun mampir ke Benteng Keraton Buton. Benteng memang terlihat begitu panjang dan luas. Menjelajah seluruh bagian benteng pun rasanya tak cukup dalam waktu sebentar, karena panjang keliling benteng mencapai 2,7 km dan luasnya 23,375 hektar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Batuan yang dipakai untuk membangun benteng adalah batu gunung, tapi ada pula batu seperti karang di beberapa bagiannya. Konon, batu-batu yang ada disusun dan direkatkan dengan kapur serta putih telur saja. Entah bagaimana bisa putih telur mencengkeram kuat batuan di benteng hingga bertahan ratusan tahun, belum ada penjelasan lebih lanjut.
Ada sekitar 12 pintu gerbang yang dibuat untuk ke dalam benteng. Salah satu pintunya mengarah ke tempat yang diyakini pernah menjadi persembunyian Sultan Bone bernama Arung Palakka. Di sekitar situ ada pula makam Sultan Buton yang memerintah tahun 1788-1791.
Pintu lainnya yang sering dikunjungi turis adalah yang mengarah ke Masjid Agung Wolio atau Masjid Al Muqarrabin Syafyi Shaful Mumin. Di depan masjid terdapat tiang bendera yang usianya mencapai 300 ratus tahun.
Tak jauh dari masjid, berdirilah aula kesultanan dan sebuah bangunan semi tertutup yang menjadi tempat bagi Batu Popaua. Batu tersebut sangatlah penting di Buton karena dipakai dalam proses pelantikan sultan.
Bagi traveler yang berkunjung di siang hari, bisa sejenak berteduh di bangunan seperti bungalow di bagian benteng yang dekat masjid. Ada beberapa meriam terpasang di kanan dan kirinya. Pemandangan dari sana pun begitu indah karena posisinya memang di atas bukit.
Wisata ke Benteng Keraton Buton ini termasuk agenda yang menarik ketika liburan di Bau-bau. Tempat bersejarah ini masih terlihat terawat, kokoh dan bersih lho!
(krn/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol