Hari ke-4: Kisah Ala Air Zam-zam & Sungai Es di Papua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Pendakian Carstensz

Hari ke-4: Kisah Ala Air Zam-zam & Sungai Es di Papua

Afif Farhan - detikTravel
Kamis, 10 Sep 2015 11:20 WIB
Sungai Kemabu (Afif/detikTravel)
Ugimba - Hari ke-4 dalam pendakian Carstensz, tim jurnalis menikmati dulu keajaiban alam di Desa Ugimba. Di Sungai Kemabu, traveler bisa mandi di sungai sedingin es, melihat air terjun bak negeri dongeng dan mata air ala zam-zam!

Maximus Tipagau, penanggung jawab Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 mengajak tim jurnalis untuk berkeliling Ugimba pada Selasa 18 Agustus 2015 lalu. Tujuannya, untuk mengenalkan dan mengangkat potensi pariwisata di sana.

"Mari kita ke Sungai Kemabu, sungai es," serunya kepada kami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sungai es, apa maksudnya sungainya membeku seperti es? Maximus tidak menjawab pertanyaan saya dan langsung mengajak kami untuk bergegas jalan. Dengan jalan kaki sekitar 30 menit, kami sudah dihadapkan dengan Sungai Kemabu yang jernih nan deras.

Inilah yang dimaksud Maximus sebagai sungai es tersebut. Saya yang penasaran sekaligus takjub melihat airnya yang jernih, langsung mendekatkan diri ke air. Betapa kagetnya saya, karena air sungainya benar-benar dingin seperti es!

"Masyarakat di sini menyebutnya sungai es karena dingin sekali. Airnya ini berasal dari Puncak Carstensz dan pegunungan bersalju di sekitarnya. Airnya bersih dan jernih," tutur Maximus menjelaskan.

Dari sekian sungai yang pernah saya datangi, mungkin ini sungai yang airnya benar-benar dingin. Mungkin, suhu airnya bisa mencapai 5 derajat Celcius. Kalau mau Anda bayangkan, coba ambil air yang sudah ditaruh berhari-hari di dalam lemari pendingin. Lalu, siramlah airnya ke badan Anda maka kira-kira seperti itu dinginnya.

"Ini sih, 5 menit di dalam airnya badan sudah pasti kram," kata Sulung, wartawan dari Sinar Harapan yang juga hobi rafting.

Kami pun memberanikan diri untuk menceburkan walau hanya sebentar. Airnya memang dingin, tapi juga segar. Lagi pula, sudah berhari-hari kami tidak membilas badan.

Setelah itu, Maximus mengajak kami untuk trekking di sekitar Sungai Kemabu. Dia ingin memperlihatkan mata air yang disebut-sebut sebagai air keramat bagi marga Tipagau. Air yang konon bisa menyembuhkan penyakit dan melancarkan rezeki.

Tapi, tak mudah untuk ke sana. Kami harus melewati semak belukar terlebih dulu. Kami pun, diajak menyeberangi jembatan kayu untuk melihat aliran air keramatnya. Ternyata, aliran airnya membentuk semacam air terjun tirai. Bak di negeri dongeng yang indah sekali!

Airnya mengalir melewati bebatuan dalam jumlah yang banyak. Karena tidak ingin kemalaman di jalan, Maximus minta jangan berlama-lama dan langsung menuju air keramat saja.

Apa boleh buat, kami kembali harus melewati semak belukar dan turunan yang tajam. Barulah, terlihat mata air yang keluar dari bawah tanah dan sungguh bening.

"Dahulu, ketika orang Tipagau pertama kali di sini, mereka meminta kepada Tuhan agar diberi air untuk kehidupan. Maka, keluarlah air ini yang juga dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit serta membuat orang menjadi kaya. Tapi, tergantung niatnya ya," ungkap Maximus.

Saya pun membilas muka dengan air keramat tersebut. Yang sungguh tidak saya duga, begitu meminum airnya, ternyata rasanya sangat mirip dengan air zam-zam. Wah!

"Iya memang mirip seperti itu rasanya. Berarti, kandungan mineral di dalamnya tinggi toh," kata Maximus.

Saya kemudian mengambil airnya ke dalam botol untuk sebagai bekal minum perjalanan pulang. Terimakasih air keramat Tipagau dan Sungai Kemabu, yang menjadi bukti masih banyak potensi wisata di Nusantara ini.

(rdy/Aditya Fajar Indrawan)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Ekspedisi Jurnalis Carstensz
Ekspedisi Jurnalis Carstensz
48 Konten
Artikel Selanjutnya
Hide Ads