Ketika berada di Desa Ugimba selama 4 hari, dari tanggal 17 sampai 20 Agustus 2015 kemarin, tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 mendapat banyak pengalaman menarik. Salah satunya mengenai daun gatal.
"Daun ini kita pakai untuk menghilangkan lelah. Itu makanya, kita kuat jalan kaki jauh karena pegal-pegalnya hilang begitu," tutur Malama, salah seorang warga Ugimba kepada kami yang juga sebagai pemandu lokal untuk tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak butuh waktu lama, segepok daun gatal sudah ada di depan mata. Wujudnya seperti daun sirih, namun bagian atasnya memiliki duri. Cara memakainya sederhana, cukup gosok saja bagian atasnya tersebut ke bagian tubuh yang pegal.
Saya pun langsung mencobanya. Begitu kaki kanan saya digosok dengan daun gatalnya, rasanya panas dan langsung terasa gatal. Benar-benar gatal, yang ingin digaruk. Sumpah, gatal banget!
"Adik ini harus tahan. Sebantar saja, 5 menit, 10 menit kah, nanti itu hilang. Tunggu saja," ujar Malama.
Saya menahan diri, sambil terus meringis. Sekitar 5 menit, syukurlah rasa gatalnya hilang. Namun setelah itu, mata saya terbelalak. Bentol-bentol berwarna merah dan jumlahnya sangat banyak langsung terlihat ditempat yang digosok daun gatal tersebut. Walah!
Kemudian, saya membuktikan perkataan Malama. Rasa pegal di kaki ini langsung hilang dan kaki saya terasa enteng kembali. Ajaib, mengapa bisa seperti ini?
Dari berbagai informasi yang saya dapati, ternyata daun gatal tersebut mengandung memiliki kandungan kimiawi seperti monoridin, tryptophan, histidine, alkaloid, flavonoid, asam formiat dan authraguinones. Asam formiat itu ada di dalam kelenjar duri pada daunnya.
Saat duri-duri tersebut mengenai tubuh, asam formiat dalam kelenjar itu terlepaskan dan mempengaruhi terjadinya pelebaran pori-pori tubuh. Pelebaran pori-pori ini meransang peredaran darah yang menjadi lancar. Itulah sebabnya rasa pegal akan hilang. Kalau di daerah Pulau Jawa, nama daunnya terkenal dengan sebutan daun jelatang.
Menurut Malama, hampir semua suku-suku di Papua menggunakan daun gatal untuk mengatasi pegal-pegal. Mereka pun suka membawa beberapa lembar daunnya, jika sedang berpergian jauh. Malah yang bikin kami kaget, mereka suka menggosokannya ke semua bagian tubuh. Waduh!
"Ini bisa dipakai di semua tubuh, tangan, kaki, badan. Adik mau coba kah?" tanya Malama yang cukup saya jawab dengan kata terimakasih bapak, sudah cukup. Saya tak tahan dengan gatalnya.
(aff/Aditya Fajar Indrawan)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan