Rabu, 26 Agustus kemarin, tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 berangkat sekitar pukul 07.30 WIT dari kawasan Gua Maximus menuju Basecamp Danau-danau. Kami kembali menembus padang savana dan melewati tebing-tebing yang tinggi di sebelah kanan.
Lagi-lagi, medan yang kami lalui penuh dengan tanjakan. Naik turun, naik turun yang jumlahnya tidak terhitung. Tim sedikit mengalami kendala, karena kami mulai menembus ketinggian 4.000 mdpl!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danau tersebut permukaan airnya berwarna biru, hijau dan krem serta ukurannya cukup besar. Ditambah dengan pemandangan tebing-tebing curam dan es abadi dari Puncak Jaya di atasnya, oh sungguh tak dapat saya lukiskan dengan kata-kata.
"Ini ketinggiannya sudah 4.100 mdpl, tapi masih ada danau secantik ini ya," puji Bambang Suprayogi, salah satu tim kami.
Saya coba berjalan mendekati danaunya. Yang tak disangka, ternyata warna krem tersebut merupakan pasir yang halus yang sebagian tertimbun di bawah permukaan air.
Saya sedikit menghabiskan waktu lebih lama di sana untuk mengabadikannya dalam kamera. Begitu melangkah menjauhi danaunya, kembali alam Papua memberikan kejutan. Dipisahkan oleh bukit kecil, di sebelah danaunya ada lagi danau yang tak kalah cantik namun ukurannya lebih kecil.
"Danau itu tidak ada namanya. Masyarakat menyebutnya Danau 1 atau Danau 2 saja, karena cuma dua saja toh," ujar Timotius, salah satu porter kami.
Menurut Huendricus Mutter, ketua tim pemandu Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015, mengaku juga belum melihat danau itu sebelumnya. Kebanyakan, para pendaki hanya mengetahui Danau Larson saja yang terlihat setelah dua danau itu dan sudah mendekati New Zealand Pass.
"Kita kasih nama saja Danau Sulung dan Danau Afif. Danau Sulung yang besar, soalnya udah banyak pengalaman naik gunung dan Danau Afif yang kecil. Kalau ada orang yang protes, suruh datang saja ke sini karena treknya yang dilewatin susah," candanya.
Perkataan Hendricus, membuat saya dan Sulung (wartawan dari Sinar Harapan) sumringah. Kalau Larson (yang entah siapa) bisa memberikan namanya menjadi nama danau, mengapa kami tidak? Ya sudah, kami menyebut dua danau itu dengan sebutan Danau Sulung dan Danau Afif!
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol