Begini Cara Membuat Tenun Ikat Tradisional Khas NTT

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Begini Cara Membuat Tenun Ikat Tradisional Khas NTT

Rengga Sancaya - detikTravel
Senin, 21 Sep 2015 13:30 WIB
Sentra kain tenun di Gunung Mako, Alor, NTT (Rengga/detikTravel)
Alor - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tak bisa dipisahkan dari tradisi tenun ikat. Masyarakat setempat, termasuk di Pulau Alor membuat tenun ikat dengan cara tradisional. Tiap kain butuh waktu 3 bulan!

Tenun ikat adalah kain yang dibuat dengan proses menenun. Masyarakat Indonesia bagian tengah dan timur seringkali memiliki tradisi ini, termasuk di Pulau Alor, NTT.

Di pulau eksotis tersebut, sentra tenun ikat berada di Kecamatan Alor Barat Laut. Nama tempatnya 'Gunung Mako', tepatnya terletak di Dusun Hula, Desa Alor Besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tenun sendiri merupakan kegiatan membuat kain dengan cara memasukan benang pakan secara horizontal pada benang-benang lungsin, biasanya telah diikat dahulu dan sudah dicelupkan ke pewarna alami. Pewarna alami tersebut biasanya dibuat dari akar-akar pohon, ada pula yang menggunakan dedaunan.

Proses pembuatan kain tenun ini dilakukan secara manual. Mulai dari proses ikat untuk pembentukan motif, sampai pencelupan warna yang dilakukan berulang-ulang. Ini karena satu warna saja butuh waktu selama 2-3 hari untuk pengeringan.

Kemudian, benang-benang yang sudah diikat ini akan ditenun untuk menjadi sebuah kain sarung. Nah, bayangkan, itu baru proses awalnya. Untuk menjadi kain sempurna, tiap penenun butuh waktu sedikitnya 3 bulan.

Tak heran, kain tenun jadi oleh-oleh wajib wisatawan yang berkunjung ke NTT. Anda juga bisa mengobrol dengan para penenun yang sudah melakukan tradisi tersebut selama puluhan tahun.

(sst/sst)

Hide Ads