Inilah jakarta Hidden Tour, suatu operator tur yang namanya sudah melanglang buana. Bukan wisata untuk bersenang-senang, tapi sesuai arti namanya, Jakarta Hidden Tour adalah tur ke tempat-tempat tersembunyi. Tepatnya, ke tempat-tempat yang penuh kemiskinan dan berbanding 180 derajat dari Jakarta yang terkenal glamor dan gemerlap.
(Jakarta Hidden Tour/Facebook)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya, Pak Ronny itu punya banyak kenalan karena background-nya sebagai seniman di IKJ. Dia pun mau mengajak teman-temannya itu melihat sisi lain Jakarta, jalan-jalan ke tempat kumuh dan bertemu orang-orang tidak mampu," kenang Parlin.
Dari situlah, Ronny tercetus ide untuk membuat suatu tur yang unik, menarik dan edukatif. Hingga lahirlah Jakarta Hidden Tour, yang diakui Parlin, sebagai teman dekatnya, sesuatu yang kebetulan.
Pertama kali, turis-turis yang ditawarkan adalah teman-teman mereka berdua saja. Parlin ingat, pertama kali turis yang diajak adalah orang-orang Prancis.
"Mereka foto-foto dan dibuat semacam pameran di negara asalnya Dari sana, banyak yang tertarik dan berdatangan," ujar Parlin.
Dewi Fortuna memayungi Ronny dan Parlin. Dalam waktu yang tak lama, Jakarta Hidden Tour sudah terkenal di dunia. Para tamu-tamunya berasal dari bermacam-macam negara, dari Inggris, Prancis, Spanyol, Italia, Jepang, Korea, Australia, AS, sampai Meksiko. Bukan hanya turis saja, yang ikut paket turnya juga ada dari kalangan pengusaha sampai pelayan restoran.
"Sebenarnya, kita mau kasih tahu kepada mereka (turis-turis), inilah jakarta yang sesungguhnya. Tidak cuma gedung-gedung yang megah saja," tegas Parlin.
Turis-turis diajak ke tempat-tempat atau pemukiman yang jauh dari kata layak. Turis bisa melihat rumah-rumah yang hanya terbuat seadanya dan dipenuhi sesak oleh satu keluarga. Turis bisa bertemu langsung dengan orang-orang yang punya penyakit parah, tapi hanya bisa hidup pasrah karena tak ada biaya. Sampai, turis bisa menggendong anak-anak kecil yang asupan gizinya ala kadarnya.
(Jakarta Hidden Tour/Facebook)
Panas, sumpek, gerah dan bau, itulah yang akan turis temui saat mengikuti Jakarta Hidden Tour. Lokasi yang mereka datangi, yakni di sekitar Jl Tongkol di Jakarta Pusat dan Jl Pasar Ikan di Jakarta Utara. Menariknya, turis-turis justru sangat menyukai jalan-jalan yang seperti itu.
"Sudah 1.000-an turis yang kami bawa, bahkan untuk tahun 2016 saja sudah full turnya. Tur kami setiap hari, dengan biaya USD 50 (setara Rp 667 ribu-red). Uangnya kami sumbangkan 50 persen untuk masyarakat yang dikunjungi oleh Jakarta Hidden Tour, yang dipakai untuk edukasi, kesehatan dan kehidupan sehari-hari. Lucunya, turis-turis minta naikin harga lho, karena nanti banyak uang yang disumbangkan," ungkap Parlin.
Satu lagi, ada yang bikin hati turis akan tersentuh saat mengikuti Jakarta Hidden Tour. Parlin menjelaskan, para turis yang mau ikut turnya harus membawa hadiah. Hadiah apa?
"Hadiahnya macam-macam, boleh makanan, buku bacaan, mainan atau alat tulis. Hadiah itu nanti langsung diberikan kepada anak-anak kecil yang kita temui di sepanjang jalan. Ada interaksi di situ, anak-anak kecil bisa praktek ngomong bahasa Inggris, bisa foto bareng dan tertawa bareng," kata Parlin.
(Jakarta Hidden Tour/Facebook)
Sekitar tahun 2011, Jakarta Hidden Tour sempat dikecam oleh pemerintah, khususnya dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata yang dijabat oleh Jero Wacik. Jakarta Hidden Tour dinilai menjelek-jelekan Jakarta dan Indonesia. Harus dihentikan!
Parlin bersama Ronny Poluan, sang pendiri Jakarta Hidden Tour lalu melakukan survei, apakah Jakarta Hidden Tour harus berhenti. Bukan cuma orang Jakarta yang menjawab, turis mancanegara pun malah siap pasang badan.
"95 Persen koresponden kami menjawab Jakarta Hidden Tour tetap berjalan. Bahkan, berita itu sampai ke mancanegara yang kemudian kami dikontak oleh turis-turis yang pernah kami bawa. Mereka siap mendukung kami," tuturnya.
Semakin tahun, peserta Jakarta Hidden Tour terus meningkat. Mereka seolah dibuat penasaran, bagaimana kehidupan masyarakat Jakarta yang kumuh di tengah-tengah kota metropolitan. Sekaligus mendapat pelajaran, untuk belajar mensyukuri kehidupan.
(Jakarta Hidden Tour/Facebook)
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol