Lumbung Padi Suku Sasak yang Jadi Lambang Pulau Lombok

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Lumbung Padi Suku Sasak yang Jadi Lambang Pulau Lombok

Wahyu Setyo - detikTravel
Senin, 02 Nov 2015 18:00 WIB
Bale Lumbung di desa Sade, Lombok (Wahyu/detikTravel)
Lombok Tengah - Lumbung padi menjadi bangunan yang bernilai penting bagi suku Sasak di Lombok. Bahkan, pemerintah daerah setempat menggunakan lumbung tersebut sebagai bagian dari lambang resmi Kabupaten Lombok Tengah.

Suku Sasak menjadi penduduk mayoritas di Pulau Lombok. Mereka masih menjunjung tinggi tradisi yang sudah turun temurun diwariskan oleh nenek moyang mereka. Salah satu yang masih dijaga adalah lumbung padi, tempat para pria suku Sasak menyimpan hasil bumi setelah panen.

detikTravel mengunjungi desa Sade di Lombok Tengah untuk melihat kearifan lokal yang masih sangat terjaga di sana. Selain melihat Bale Tani yang berfungsi sebagai tempat tinggal, ada juga bangunan Bale Lumbung yang digunakan untuk menyimpan hasil panen. Bangunan lumbung ini terletak di tengah kampung, dan terlihat lebih tinggi dari bangunan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bangunan lumbung untuk menyimpan hasil bumi, setelah panen semuanya disimpan di sini. Satu lumbung bisa dipakai untuk 5-6 keluarga. Bangunan ini juga menjadi lambang khas Pulau Lombok," tutur Haryadi, pemandu yang menemani detikTravel berkeliling desa Sade beberapa minggu yang lalu.

Lambang resmi kabupaten Lombok Tengah memang terdiri dari beberapa elemen. Salah satunya adalah lumbung padi ini. Lumbung padi melambangkan kesejahteraan dan kecukupan pangan masyarakat suku Sasak di Lombok.

Masyarakat suku Sasak memang rata-rata berprofesi sebagai petani. Para pria akan pergi ke ladang atau sawah, sementara para wanita tinggal di rumah menenun kain dan membuat kerajinan tangan untuk dijual kepada para wisatawan.

Atap bangunan lumbung yang dibuat tinggi ternyata ada alasannya. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari bila ada banjir, atau hama tikus. Sehingga hasil panen yang disimpan di sana akan tetap aman. Traveler yang penasaran, bisa langsung berkunjung ke desa Sade untuk melihat bangunan lumbung yang menjadi kearifan lokal di sana.

Dengan melihat lumbung tersebut, traveler pasti akan muncul rasa lebih menghargai makanan, dan tidak dibuang-buang secara percuma, karena suku Sasak saja mempunyai cadangan makanan kalau-kalau ada kejadian gagal panen yang menimpa desa mereka. Sungguh suatu kearifan lokal yang patut dilestarikan.

(sst/sst)

Hide Ads