Kincir raksasa atau lebih dikenal sebagai bianglala merupakan salah satu wahana favorit turis di Indonesia. Wahana tersebut pertama kali hadir di Tanah Air pada tahun 1985 di Dunia Fantasi (Dufan), Ancol, Jakarta.
"Iya yang pertama. Bianglala Dufan beroperasi mulai tahun 1985. Untuk bianglala di Dufan dibuat dari negara Italia. Tanggal 29 Agustus 1985 pertama beroperasi bersamaan dengan diresmikannya Dunia Fantasi," ujar Nasrudin, Manager Engineering Dufan ketika berbincang dengan detikTravel di Dufan, Ancol, Jakarta, pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Kurnia/detikTravel)
Untuk bianglala sendiri awalnya bukanlah jenis wahana, melainkan nama dari kincir raksasa di Dufan. Bisa jadi, kincir raksasa tertua Indonesia di Dufan inilah yang menjadi pelopor penggunaan kata bianglala, yang kini lazim digunakan untuk menyebut wahana kincir raksasa di berbagai lokasi di Tanah Air.
"Itu bianglala brand-nya Dufan. Dufan menamakan Dufan giant wheel itu bianglala. Tahun 1985 masih satu-satunya (di Indonesia). Bianglala sendiri berarti pelangi. Hal ini ditunjukkan dengan warna gondola bianglala yang berwarna-warni seperti pelangi," jelas Nasrudin.
Sebelum kita simak penjelasan Nasrudin lebih lanjut, cek dulu video profil Bianglala Dufan:
Kembali ke Nasrudin, dia mengatakan pemilihan nama bianglala juga menggambarkan kemegahan. Hal ini ditunjukkan dengan tinggi bianglala yang mencapai sekitar 30 meter. Kapasitas bianglala mencapai 180 orang, dengan 30 gondola yang masing-masing bisa dinaiki 6 penumpang.
Bianglala Dufan termasuk salah satu wahana outdoor yang digerakkan dengan 4 motor sederhana di masing-masing tiang utama, serta dilengkapi dengan sistem pengawasan digital. Untuk perawatan mesin dan berbagai bagian bianglala dilakukan secara rutin, dari mingguan hingga bulanan.
(Kurnia/detikTravel)
"Maintenance untuk wahana kami selalu konsen. Safety itu utama, setelah itu performance. Wahana kalau lusuh ya orang nggak yakin. Jadi pengecatan juga kami lakukan selain dari mesinnya sendiri. Kalau listrik mati kita juga punya sistem emergensi," tutur Nasrudin.
Dengan adanya pemeliharaan yang baik, wahana bianglala Dufan diyakini selalu aman dan layak untuk dinaiki. Turis yang ingin naik bianglala pun bisa langsung datang ke kawasan Asia Dufan. Wahana ini didesain untuk keluarga, sehingga siapa saja boleh naik.
(Kurnia/detikTravel)
Tidak ada batasan umur atau tinggi untuk naik kincir raksasa Dufan. Yang penting, selama berada di atas tidak boleh berdiri dan membuka pintu. Kalau ingin berganti sudut pandang selama naik kincir raksasa ini, sudah tersedia kemudi di bagian tengah gondola yang bisa diputar.
Sekali naik bianglala, wisatawan akan berputar selama 5 kali. Selama di atas, wisatawan bisa melihat berbagai sisi Dufan, laut dan sekilas Jakarta dari ketinggian.
(Kurnia/detikTravel)
Waktu terbaik untuk naik bianglala adalah sore hari. Cuaca lebih bersahabat, bisa melihat sunset, serta lampu-lampu di berbagai wahana Dufan yang mulai menyala menyambut malam. Tapi sebelum naik, periksa dulu ramalan cuaca karena bianglala akan berhenti beroperasi jika hujan turun.
Berikut video penjelasan data teknis Bianglala Dufan dalam angka:
(rdy/arradf)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!