Kalau bosan liburan di Kuta, Bali, arahkan kendaraan Anda ke arah barat menuju Kabupaten Jembrana. Ada banyak destinasi menarik yang mungkin Anda belum tahu.
Salah satunya adalah Pura Luhur Rambut Siwi. Pura ini biasa didatangi umat Himdu untuk meminta air suci. Namun yang menarik dari pura di Jembrana ini adalah legendanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petunjuk nama pura (Winda Oktiana Harlim/d'Traveler)
Yang pertama, alkisah Danghyang Dwijendra seorang suci di zaman dahulu melakukan perjalanan dan bertemu dengan seorang tukang sapu.
Tukang sapu tersebut berbicara kepada Danghyang Dwijendra untuk mampir dan melakukan ritual doa di dalam pura. Karena, daerah yang dilalui adalah tempat yang angker dan keramat. Barang siapa melewati daerah tersebut namun tidak bersembahyang, maka akan diterkam harimau.
Akhirnya Danghyang Dwijendra melakukan yoga di pura, namun ketika dia melakukan yoga, tiba-tiba gedong pelinggih tersebut roboh. Melihat hal tersebut, Danghyang Dwijendra memberikan sehelai rambut miliknya dan memberikan kepada tukang sapu tersebut.
Tujuannya agar diletakkan di pelinggih untuk disembahyangi, agar semua yang bersembahayang di sana mendapat selamat dan sejahtera.
Tangga ke pura (Winda Oktiana Harlim/d'Traveler)
Versi lainnya, alkisah seorang suci bernama Ida Maharsi Markandia dari Jawa mengikuti cahaya suci yang muncul dari arah Bali. Dia lantas beristirahat di sebuah tebing batu yang bisa dengan leluasa melihat lautan di pesisir barat Bali.
Usai bertapa dan berdoa beberapa hari, dia mendapat wangsit untuk menjaga Bali dari orang yang ingin datang ke sana. Dengan memuja Dewa Wisnu dan Dewa Baruna sebagai penguasa laut, muncullah gulungan rumput laut membentuk jaring-jaring.
Jika datang orang baik dari arah laut, jaring ini akan turun ke laut dan orang itu bisa naik ke atas tebing. Sebaliknya, jika orang itu punya niat buruk dan tidak pantas datang ke Bali, maka jaring ini akan menggulung diri. Tempat itu akhirnya dinamakan Rambut Siwi yang berarti jalinan rumput laut berbentuk seperti rambut dan dibangunlah pura.
Pantai di bawah pura (Winda Oktiana Harlim/d'Traveler)
Sejak saat itu, pura ini dinamakan Pura Luhur Rambut Siwi. Sekarang, pura ini dipadati oleh umat Hindu pada saat hari peribadahan. Pura ini pun menjadi destinasi bagi wisatawan di Jembrana, baik lokal maupun mancanegara. Untuk memasuki daerah pura ini, kita perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000 dan menyewa sarung seharga Rp 10.000.
Pura ini termasuk cukup luas, terdiri dari beberapa pura yang terpisah dari pura utama. Kita dapat menuruni tangga menuju pantai berpasir hitam yang terletak di bagian samping Pura. Bila Anda melewati Jembrana, tidak ada salahnya mampir untuk menikmati keindahan pura ini.
Cara ke sana:
Pura ini berada di pinggir laut, Jl Rambut Siwi, sekitar 20 menit dari Kota Negara, pusat Kabupaten Jembrana. Jika menempuh Jl Raya Denpasar-Gilimanuk baik ke arah Gilimanuk, patokannya adalah Pos Polantas Rambut Siwi, kemudian berbelok kiri masuk jalan kecil ke Jl Rambut Siwi.
Gua di bawah pura (Winda Oktiana Harlim/d'Traveler)
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!