Tempat untuk melihatnya adalah di Museum Kelautan Siwalima. Lokasi museumnya, bertetangga dengan Museum Siwalima di Jl Taman Makmur, Kecamatan Nisa Niwe, Kota Ambon.
Seperti yang detikTravel datangi ke sana pekan lalu, Museum Kelautan Siwalima sedang dironevasi. Koleksinya sebagian ditaruh di lantai 2 Museum Siwalima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penampakan Buaya Tete (Afif/detikTravel)
"Ini buaya asli yang telah mati dan diawetkan. Masyarakat menyebutnya Buaya Tete," ujar pemandu museum, Thommy Papuling.
Thommy langsung menceritakan tentang Buaya Tete. Buaya Tete merupakan buaya muara yang berada di kawasan Buru Utara Timur, Pulau Buru. Pada sekitar tahun 1980-an, buaya ini menjadi teror bagi masyarakat setempat.
"Dia memangsa 15 orang. 10 Orang tewas dan 5 sisanya luka-luka serta ada yang cacat seumur hidup. Buaya ini mengerikan, karena kala itu panjangnya diperkirakan bisa 4 meter," papar Thommy.
Tahun 1987 tepatnya di tanggal 17 Juli, Polsek Buru Utara Timur dan TNI AD Kompi 731 Kabaresi Jiku memilih angkat senjata. Karena buayanya sudah dianggap berbahaya, mereka pun berencana untuk membunuhnya.
"Dengan memakai kambing sebagai umpannya, Buaya Tete ditembak mati. Saya kurang tahu kena di bagian mananya," ujar Thommy.
Satu bulan kemudian, Buaya Tete dipamerkan di Pameran Pembangunan. Selanjutnya di tahun 1991, Korem 174 Pattimura menyerahkan buayanya kepada Museum kelautan Siwalima. Berarti, buaya tersebut sudah menghuni museumnya sekitar 24 tahun lamanya.
Panjangnya mencapai 4 meter (Afif/detikTravel)
Bentuk buayanya pun masih baik. Kulitnya yang tajam dan giginya yang menyeramkan terlihat jelas. Ukurannya memang tidak main-main, sangat besar. Tak terbayangkan, bagaimana jika bertemu buaya yang masih hidup sebesar ini.
"Sebenarnya, ukuran yang sekarang itu sudah menyusut dibanding dulu. Kalau ditanya masih ada atau tidak buaya sebesar ini di Pulau Buru sana, kita tidak tahu. Pulau Buru memang terkenal dengan buayanya," tutup Thommy.
(aff/fay)
Komentar Terbanyak
Bisa-bisanya Anggota DPR Usulkan Gerbong Rokok di Kereta
Turis China Serang Petugas Imigrasi, Jilbab Ditarik Sampai Lepas
Kagetnya Hotel Syariah di Mataram, Putar Murotal Ditagih Royalti Rp 4,4 Juta