Selain bunga Rafflesia arnoldii yang langka, dalam area Kebun Raya Bogor di Bogor, Jawa Barat juga ada makam Belanda. Lokasinya memang agak tertutup oleh pohon-pohon bambu yang tumbuh subur di sana.
Jika masuk ke kebun raya melalui Pintu 2, traveler bisa berjalan ke arah gedung LIPI. Nanti akan ada jalan setapak di sebelah kanan, dengan nisan-nisan putih yang tampak dari kejauhan. Traveler tinggal berjalan kaki saja di jalan setapak itu hingga di depan makam Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Kurnia/detikTravel)
detiktravel berkunjung ke makam ini pada hari Rabu (16/12/2015) lalu, dalam acara Jalan-jalan Seru Bogor bersama Ezytravel. Saat itu hari sudah menjelang sore. Suasana makam terasa sunyi dan sepi, kontras dengan pinggiran kolam Istana Bogor yang ramai turis.
Makam Belanda tidak terlalu luas, hanya terdiri dari 42 makam. Dari empat puluhan makam itu, hanya 38 di antaranya yang identitasnya diketahui. Makam ini memang sudah lama ada, bahkan sebelum Kebun Raya Bogor berdiri.
"Makamnya kebanyakan kerabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Dibangunnya jauh sebelum kebun raya sendiri ada," ujar Irvan Setya, seorang blogger yang menjadi pemandu rombongan.
(Kurnia/detikTravel)
Ary Prins, ahli hukum yang pernah menjadi pejabat sementara Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Heinrich Kuhl dan JC Van Hasselt ahli biologi yang menjadi anggota The Netherlands Commission for Natural Sciences, adalah beberapa kerabat gubernur yang dimakamkan di sini.
Untuk makam tertuanya adalah makam Cornelis Potmans, seorang administrator toko obat yang meninggal tahun 1784. Sayangnya, nisan makam Potmans tidak terlihat lagi di pemakaman ini, bisa jadi rata dengan tanah karena sudah ratusan tahun. Untuk makam yang paling baru adalah tempat bersemayamnya AJGH Kostermans, yang wafat tahun 1994.
"Dia (AJGH Kostermans) dimakamkan tahun 1994. Dia ahli botani yang lama tinggal di sini dan mendedikasikan hidupnya untuk bogor dan tanaman yang ada di sini. Dia berpesan kalau meninggal mau dikubur di sini," jelas Irvan.
(Kurnia/detikTravel)
Tulisan di nisan yang ada di sini rata-rata ditulis dalam bahasa Belanda. Warnanya didominasi dengan cat putih. Warna putihnya sudah mulai kusam dan bagian atas nisan kebanyakan menghijau tertutup lumut. Begitu juga dengan pagar tembok yang mengelilingi komplek pemakaman.
Makam Belanda ini terbuka bagi siapa saja yang ingin berkunjung. Yang penting, harus tetap menjaga kesopanan, jangan mencoret-coret dan merusak nisan-nisan yang ada. Untuk waktu kunjungan ke makam, sama dengan jam operasional Kebun Raya Bogor yaitu pukul 07.30-17.00 WIB.
(Kurnia/detikTravel)
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar