Jika penyajian martabak telur yang biasa kita makan berupa adonan kulit yang diisi dengan telur, cincangan daging dan daun bawang, lain halnya dengan yang akan traveler temui di kawasan Musi Banyuasin, Sumsel. Di sana, penyajian martabaknya akan disiram kuah kari kental bercampur kentang tumbuk yang berwarna kuning.
Martabak dengan cara penyajian seperti ini bisa traveler icipi di sebuah warung kecil tanpa papan nama, bernama Warung Kamal. detikTravel bersama rombongan wartawan berkesempatan menyicipi martabak unik ini saat sedang meliput Etape ke-3 ajang Musi Triboatton 2015 yang diselenggarakan di Musi Banyuasin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warung Martabak Kamal di Musi Banyuasin (Wahyu/detikTravel)
Warung Kamal ini sempat membuat detikTravel penasaran, karena setelah bertanya-tanya dengan beberapa staf wisma tempat saya menginap, mereka mengatakan bahwa martabak di sana dikenal sebagai salah satu yang terenak di kawasan Musi Banyuasin. Ingin membuktikan kebenarannya, detikTravel melangkah menyusuri pasar kota Sekayu tempat warung kecil ini berada.
Letak warung ini berada di ujung kompleks pertokoan Pasar Sekayu, Musi Banyuasin. Meski tanpa papan nama yang besar dan menarik, warung ini cukup mudah dikenali karena memajang penggorengan besar dan kotak kayu berisi stok telur di bagian depan warung.
"Ini namanya Warung Kamal, mulai sejak tahun 2000-an. Dari dulu juga tempatnya ada di sini," ujar Ibu Maryati, pemilik warung tersebut sambil menyambut detikTravel, beberapa waktu lalu.
detikTravel pun langsung melangkah ke dalam warung dan memesan satu porsi martabak telur siram kuah. Hanya ada dua jenis martabak yang ditawarkan di warung ini yaitu telur ayam dan telur bebek. Harganya pun berbeda, untuk martabak telur ayam seharga Rp 16 ribu, dan telur bebek Rp 18 ribu.
Sambil menunggu, detikTravel menyaksikan cara pembuatan martabak. Dari cara pembuatannya saja sudah unik, pertama adonan tepung yang sudah dipipihkan diisi dengan 2 buah telur tanpa dikocok. Setelah dibungkus adonan, martabak tadi langsung diterjunkan ke penggorengan panas. Setelah matang, martabak langsung disajikan di atas piring dan disiram dengan kuah kental berwarna kuning. Sebagai pelengkap makan martabak tadi, disajikan pula semangkuk kecil kecap asin dengan irisan cabai rawit hijau.
Pembuatan martabak kuah kari (Wahyu/detikTravel)
"Kuahnya dari santan sama kentang ditumbuk, tapi tidak begitu hancur. Bumbunya pakai bumbu kari. Resepnya sama dengan Martabak HAR yang ada di Palembang karena Bapak dulu pernah kerja di sana, tapi akhirnya buka warung sendiri di sini," ujar Maryati.
Tanpa basa basi lagi, martabak telur yang menggoda itu langsung disantap. Benar saja, tidak salah rekomendasi orang-orang, martabak ini sungguh enak! Makannya dicampur dengan kecap asin penuh irisan cabai hijau membuatnya semakin lezat. Untuk minumannya paling cocok dipadukan dengan Es Jeruk Nipis. Sungguh perpaduan yang menggoyang lidah!
Makan satu porsi martabak Kamal sangat mengenyangkan karena kuahnya yang dicampur kentang tumbuk cocok berpadu dengan martabak. Traveler yang kebetulan sedang liburan ke Musi Banyuasin wajib mencoba martabak ini. Meski warungnya kecil, tetapi pembeli banyak berdatangan karena rasa martabaknya lezat.
Segelas Es Jeruk Nipis (Wahyu/detikTravel)
(rdy/sst)












































Komentar Terbanyak
Fadli Zon: Banten Sudah Maju dan Modern Sebelum Bangsa Eropa Datang
Kata Jokowi soal Whoosh Bikin Rugi: Itu Investasi
Whoosh Diterpa Dugaan Korupsi, KPK: Pengusutan Tidak Ganggu Operasional