Dari Bandara Baru Wamena Bisa Pergi Melihat Mumi Papua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bandara Baru Liburan Seru

Dari Bandara Baru Wamena Bisa Pergi Melihat Mumi Papua

Sri Anindiati Nursastri - detikTravel
Selasa, 19 Jan 2016 08:20 WIB
Foto: Sastri/detikTravel
Wamena - Bandara baru di Wamena, Papua, tentu menarik hati untuk bertualang ke sana. Dari sana, wisatawan bisa ke Desa Kerulu untuk melihat mumi Suku Dani.

Wamena yang masuk wilayah Kabupaten Jayawijaya, Papua, dikelilingi lanskap liar sehingga hanya bisa diakses lewat udara. Beberapa tahun lalu, bangunan Bandara Wamena sangat miris. Namun kini bandara tersebut sudah direnovasi menjadi besar, bersih dan modern.

BACA JUGA: Bandara Wamena yang Modern di Jantung Papua

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak destinasi wisata incaran turis di sekitar Kota Wamena. Salah satunya adalah mumi berusia 280 tahun yang disakralkan oleh warga Desa Kerulu, terletak sekitar 30 menit perjalanan dari Wamena.

Suku Dani di Lembah Baliem, Papua, punya cara sendiri mengawetkan jenazah. Mumi berusia ratusan tahun pun jadi salah satu objek foto incaran wisatawan.

Setidaknya ada 6 mumi yang tersebar di beberapa desa Lembah Baliem. Mumi yang ada di Distrik Kerulu bernama Wim Motok Mabel. Dalam bahasa lokal, artinya Mabel Sang Panglima Perang. Ini adalah mumi seorang panglima perang bernama Mabel yang disegani di seluruh lembah. Di leher mumi itu terdapat kalung dari gabungan tali. Untuk memastikan usianya, Anda bisa menghitung jumlah tali yang terikat di leher sang mumi.

Warga yang tinggal di honai (rumah adat Papua) bersama sang mumi adalah keturunan ke-7. Suku Dani mengawetkan mumi dengan cara diasap dan dibalur lemak babi. Pengasapan dilakukan di dalam honai, sekitar 200 hari lamanya.

Sebelum dipindahkan ke rumah keturunannya, seluruh warga desa melangsungkan upacara khusus yang disebut Ap Ako. Pemeliharaan mumi dengan kembali diasap masih dilakukan hingga saat ini.

Saat warga Distrik Kerulu mengeluarkan Wim Motok Mabel dari dalam honai, mumi itu tampak begitu ringkih. Tubuhnya berjongkok memeluk lututnya. Kepalanya menengadah, tulangnya berwarna hitam kecoklatan. Dua lubang mata seakan menatap kosong ke angkasa. Mulutnya menganga, kedua tangannya memegang lutut yang telah keropos dimakan usia.

Mumi ini menjadi incaran banyak wisatawan dan fotografer. Namun kalau mau berkunjung, ada baiknya menyiapkan bujet karena warga setempat seringkali meminta bayaran dengan jumlah yang tidak ditentukan. Tentu saja, Anda bisa menawar.

Terlepas dari keberadaan mumi berusia ratusan tahun, banyak destinasi yang bisa didatangi di Lembah Baliem. Lembah ini merupakan tempat tinggal beberapa suku, mayoritas Dani. Merekalah suku yang memiliki rumah berbentuk lingkaran yang bernama Honai.

Tiap awal Agustus, Lembah Baliem menjadi tuan rumah festival budaya tertua di Indonesia. Festival Lembah Baliem, begitu namanya, beberapa tahun belakangan menjadi agenda rutin bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata. Beragam ritual budaya, mulai dari tari perang sampai cara masak tradisional berupa bakar batu bisa dilihat wisatawan.

Terlepas dari itu, Lembah Baliem punya panorama yang mengagumkan. Hamparan rumput hijau dipagari Pegunungan Jayawijaya yang tampak megah dari kejauhan. Tiap sudutnya sangat fotogenik!

Dengan keberadaan bandara baru, traveling ke Wamena tentu menjadi lebih nyaman. Wisman yang senang berkunjung ke Lembah Baliem tentu akan mendapatkan pengalaman berkesan

(shf/fay)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Bandara Baru, Liburan Seru
Bandara Baru, Liburan Seru
24 Konten
Saatnya liburan menjelajah Indonesia. Ada banyak bandara baru yang menjadi pintu gerbang menuju destinasi eksotis. Bandaranya baru, liburan pun jadi seru!
Artikel Selanjutnya
Hide Ads