Wamena yang masuk wilayah Kabupaten Jayawijaya, Papua, dikelilingi lanskap liar sehingga hanya bisa diakses lewat udara. Beberapa tahun lalu, bangunan Bandara Wamena sangat miris. Namun kini bandara tersebut sudah direnovasi menjadi besar, bersih dan modern.
BACA JUGA: Bandara Wamena yang Modern di Jantung Papua
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suku Dani di Lembah Baliem, Papua, punya cara sendiri mengawetkan jenazah. Mumi berusia ratusan tahun pun jadi salah satu objek foto incaran wisatawan.
Setidaknya ada 6 mumi yang tersebar di beberapa desa Lembah Baliem. Mumi yang ada di Distrik Kerulu bernama Wim Motok Mabel. Dalam bahasa lokal, artinya Mabel Sang Panglima Perang. Ini adalah mumi seorang panglima perang bernama Mabel yang disegani di seluruh lembah. Di leher mumi itu terdapat kalung dari gabungan tali. Untuk memastikan usianya, Anda bisa menghitung jumlah tali yang terikat di leher sang mumi.
Warga yang tinggal di honai (rumah adat Papua) bersama sang mumi adalah keturunan ke-7. Suku Dani mengawetkan mumi dengan cara diasap dan dibalur lemak babi. Pengasapan dilakukan di dalam honai, sekitar 200 hari lamanya.
Sebelum dipindahkan ke rumah keturunannya, seluruh warga desa melangsungkan upacara khusus yang disebut Ap Ako. Pemeliharaan mumi dengan kembali diasap masih dilakukan hingga saat ini.
Saat warga Distrik Kerulu mengeluarkan Wim Motok Mabel dari dalam honai, mumi itu tampak begitu ringkih. Tubuhnya berjongkok memeluk lututnya. Kepalanya menengadah, tulangnya berwarna hitam kecoklatan. Dua lubang mata seakan menatap kosong ke angkasa. Mulutnya menganga, kedua tangannya memegang lutut yang telah keropos dimakan usia.
Mumi ini menjadi incaran banyak wisatawan dan fotografer. Namun kalau mau berkunjung, ada baiknya menyiapkan bujet karena warga setempat seringkali meminta bayaran dengan jumlah yang tidak ditentukan. Tentu saja, Anda bisa menawar.
Terlepas dari keberadaan mumi berusia ratusan tahun, banyak destinasi yang bisa didatangi di Lembah Baliem. Lembah ini merupakan tempat tinggal beberapa suku, mayoritas Dani. Merekalah suku yang memiliki rumah berbentuk lingkaran yang bernama Honai.
Tiap awal Agustus, Lembah Baliem menjadi tuan rumah festival budaya tertua di Indonesia. Festival Lembah Baliem, begitu namanya, beberapa tahun belakangan menjadi agenda rutin bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata. Beragam ritual budaya, mulai dari tari perang sampai cara masak tradisional berupa bakar batu bisa dilihat wisatawan.
Terlepas dari itu, Lembah Baliem punya panorama yang mengagumkan. Hamparan rumput hijau dipagari Pegunungan Jayawijaya yang tampak megah dari kejauhan. Tiap sudutnya sangat fotogenik!
Dengan keberadaan bandara baru, traveling ke Wamena tentu menjadi lebih nyaman. Wisman yang senang berkunjung ke Lembah Baliem tentu akan mendapatkan pengalaman berkesan
(shf/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan