Bandara El Tari Kupang, Pintu Menjelajah NTT

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bandara El Tari Kupang, Pintu Menjelajah NTT

Kurnia Yustiana - detikTravel
Rabu, 10 Feb 2016 13:52 WIB
Bandara El Tari Kupang (Kurnia Yustiana/detikTravel)
Kupang - El Tari Kupang merupakan salah satu bandara yang menjadi pintu masuk wisatawan ke NTT. Bandara ini terus berbenah demi wisatawan.

Bandara El Tari Kupang yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I ini memiliki panjang landasan pacu 2.500 meter danΒ  melayani sekitar 60 penerbangan setiap hari. Bandara El Tari pun akan menyambut traveler yang mau liburan di Kupang dan sekitarnya. Bangunannya apik dan fasilitas untuk traveler juga cukup lengkap.

detikTravel berkunjung ke Bandara El Tari Kupang di sela acara Site Visit Kupang dan Alor atas undanganΒ  Angkasa Pura I, Rabu (10/2/2016). Saat mendarat di bandara ada tugu alat musik sasando khas NTT yang seakan menyapa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masuk ke dalam, area pengambilan bagasi juga cukup luas dengan lebih dari satu conveyor yang tersedia. Pengambilan bagasi tidak ribet dan lokasinya tak jauh dari pintu ke luar.

Pesawat di apron Bandara El Tari (Kurnia/detikTravel)


detikTravel dan rombongan kemudian menjelajahi berbagai sisi Bandara El Tari. Setelah masuk bandara dari pintu utama, banyak loket check in berjejer melayani pengunjung. Usai check in, traveler kemudian melewati screening check point dahulu sebelum masuk ke ruang tunggu.

Pemeriksaan kini lebih diperketat seiring dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Perhubungan No 127 tentang Kemanan Penerbangan Nasional sejak sekitar bulan Oktober 2015. Setiap traveler harus melepas beberapa benda yang dikenakan seperti jaket, jam tangan, ikat pinggang, mengeluarkan ponsel dan lain sebagainya. Memang pemeriksaan terkesan lebih ribet, tapi semua ini demi kemanan penumpang.

"Jaket, sepatu kerja, harus buka. YangΒ  dicurigai apa, kita buka. Penumpang menanyakan kenapa ikat pinggang harus dilepas. Ternyata memang ada barang bahaya, dompet ada pisaunya, ikat pinggang ada pisaunya. Setelah dijelaskan mereka paham," ujar Indrata, Manager Operasi dan Teknik Bandara El Tari Kupang.

Usai melewati pemeriksaan, traveler bisa berjalanan dengan leluasa ke ruang tunggu menanti waktu keberangkatan. Ruang tunggu di sini terdiri dari satu lantai dengan kapasitas sekitar 1.000 penumpang.

Tempat check in yang modern (Kurnia/detikTravel)


Fasilitasnya cukup lengkap, seperti toilet, charger box, musala dan internet gratis dengan koneksi yang lumayan cepat. Tak ketinggalan, ruangan khusus ibu menyusui juga tersedia. Traveler yang membawa bayi tak perlu repot mencari ruangan untuk memberikan ASI.

Area komersial di dekat ruang tunggu serta di bagian teras luar bandara seperti toko oleh-oleh dan makanan juga ada. Sejak diberlakukan Peraturan Menteri Perhubungan No 129, toko-toko ditertibkan dan unitnya tidak sebanyak dan seluas dahulu. Tapi dengan begitu, area operasional seperti ruang tunggu dan lain sebagainya jadi lebih luas, traveler juga jadi lebih nyaman.

"Sekarang dipersempit. Dulu di sini banyak, tapi sekarang sudah dikurangi," kata Indrata seraya menunjukkan lokasi toko.

Pembagiannya area operasional dan area komersil awalnya masing-masing 50%. Lalu di dalam PM No 129 diubah menjadi jadi 70% dan 30% untuk area komersial.

Ruang tunggu yang nyaman (Kurnia/detikTravel)


Dengan begitu, area operasional memang lebih luas tapi pendapatan bandara dari area komersial mengalami penurunan. "(Pendapatan) pasti berkurang. Kita hitung-hitung 40-50% pendapatan kita menurun. Per tenant selisihnya bisa Rp 18 jutaan per bulan," tutur Hanung K Ahmadi, Sales Section Head Bandara El Tari Kupang.

Perhitungan pendapatan yang bekurang ini sejak sekitar bulan Oktober tahun lalu. Berbagai strategi pun disiapkan agar pendapatan bisa kembali meningkat.

"Promosi lebih kita tekankan banner-banner yang branded kita berusaha undang ke sini. Beberapa sudah tertarik. Kalau yang paling ekstrem kita naikin tarif (sewa toko)," kata Hanung. (fay/fay)

Hide Ads