Lokasi pantai ini sangat tersembunyi. Terlindung dengan kebatnya hutan dan bebatuan terjal. Untuk menuju surga baru pantai Banyuwangi ini, harus penuh perjuangan.
Perjalanan melalui darat menjadi tantangan tersendiri bagi wisatawan. Jalan terjal dan berbatu serta naik dan turun bukit harus dilalui. Terlebih saat ini musim hujan, jalan dipastikan akan becek dan licin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jaraknya hanya 1 kilometer tapi jalan yang terjal dan naik turun bukit bisa sampai 1 jam lebih. Ini khusus buat yyang kuat jalan dan suka hiking," ujar Budi, salah satu wisatawan dari Banyuwangi, kepada detikcom, Rabu (6/4/2016).
Saat ini ada beberapa penggila kendaraan motor cross yang sudah membuat jalan khusus untuk kendaraan segala medan ini. Jalur yang ditempuh sekitar 5 kilometer. M,edannya juga cukup menantang untuk penghobi kendaraan ini. Sayangnya hanya kendaraan roda dua yang bisa melalui jaalur ini. Untuk kendaraan roda empat hanya bisa berhenti di parkiran Pantai Mustika.
"Untuk yang suka Cross, ada medan yang menantang. Kita sediakan pula jalan menuju pantai ini. Hanya jalan setapak dan kita sengaja agar tak terlalu banyak yang datang ke sini," ujar Sutopo, Ketua Pokmas Wisata Wedi Ireng kepada detiktravel, Rabu (6/4/2016).
Namun jangan khawatir, bagi yang tak ingin susah-susah mendaki dan menuruni bukit. Ataupun yang tak memiliki kendaraan motor cross. Menuju pantai Wedi Ireng ini, bisa juga menggunakan perahu milik para nelayan di Dusun Pancer, Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran. 'Ojek Perahu' demikian wisatawan menyebutnya. Dengan ongkos Rp 50 ribu, wisatawan bisa antar jemput dengan menggunakan perahu kecil. Namun bila hanya untuk mengantar atau menjemput di Pantai Wedi Ireng, nelayan hanya mematok harga Rp 25 ribu.
Perjalanan menggunakan perahu tak kalah menantang. Sebab ombak yang terkadang besar di perairan Samudra Indonesia ini cukup mendebarkan. Wisatawan akan diajak menikmati keindahan tebing terjal bukit-bukit disepanjang menuju Pantai Wedi Ireng.
"Ongkosnya murah saja. Untuk kesana pakai perahu kecil ini. Lebih menantang dan pemandangannya juga lebih bagus," pungkas Sutopo. (aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum