Traveler yang pernah liburan ke Baduy tentu pernah melintasi jembatan akarnya yang tradisional. Namun jembatan akar juga dapat ditemui di Sumatera Barat, umurnya 100 tahun!
Saat kunjungan detikTravel ke Kabupaten Pesisir Selatan di Sumatera Barat (Sumbar) pekan lalu, Jumat (15/4/2016), rombongan media sempat singgah ke jembatan akar yang terletak di Kecamatan Bayang Utara. Dari kota Painan, bisa ditempuh dengan perjalanan darat selama 30 menit.
Ketika sampai di sana, traveler pun akan disambut oleh tulisan selamat datang di kawasan wisata jembakan akar Nagari Puluik-puluik yang berada tepat di pinggir jalan. Tandanya cukup besar, sehingga tidak mungkin terlewatkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanda selamat datang (Randy/detikTravel)
Sesampainya di sana, detikTravel pun dibuat terkagum-kagum akan jembatan akar yang disebut sebagai objek wisata unik di Sumatera Barat. Tampak jelas lilitan akar dari dua pohon beringin yang bersebarangan dan membentuk sebuah jembatan yang bisa dilewati.
Selain itu tampak juga semacam kabel besi yang agaknya dipakai untuk memperkuat jembatan akar agar tidak roboh. Debit air yang sewaktu-waktu deras saat musim hujan bisa menjadi ancaman.
Sore itu aliran Sungai Bayang tidak begitu deras. Tampak juga muda-mudi asal Jambi yang duduk santai dan berfoto di atas jembatan akar tersebut. Tentunya saya juga tidak melewatkan kesempatan untuk melintasi jembatan tersebut. Kehati-hatian pun jadi yang utama.
Jembatan akar yang megah dan alami (Randy/detikTravel)
Tidak begitu lama, datanglah segerombolan anak kecil. Dengan asyik mereka melompat dari atas jembatan akar dan membasahi diri di Sungai Bayang. Bahkan ada juga yang membawa ban untuk pelampung. Sungguh tontonan menarik yang tidak diduga-duga.
Sayang saat itu sudah hampir maghrib, tidak tampak para tua masyarakat lokal yang bisa ditanyai detil tentang jembatan akar tersebut. Penasaran, detikTravel pun bertanya pada Kabid Kepariwisataan Pemuda dan Olahraga Pesisir Selatan, Armaini di Painan.
"Dulunya antara kampung sebelah dan sebelahnya ada pohon beringin, dia kasih bambu buat orang lewat. Pelan-pelan bambunya habis, tapi akarnya kan ngelilit, jadilah jembatan yang seperti itu," jelas Armaini.
Ketika ditanya soal waktu terjadinya jembatan tersebut, Armaini yang telah berdinas sejak tahun 80-an itu memang tidak tahu persis. Namun ketika beliau pertama kali datang pada tahun 1986, jembatan itu memang sudah ada.
Arus Sungai Bayang yang tidak begitu deras (Randy/detikTravel)
"Udah lama sih dek, itu sudah dijadikan cagar budaya itu rasanya sudah kebih dari ratusan tahun. Dulu tahun 1986 ibu dinas, jembatan itu sudah seperti itu. Tahun 1992 itu sudah mulai jadi objek wisata," jelas Armaini.
Jembatan akar yang memiliki panjang 25 meter dan lebar 1,5 meter tersebut memang menjadi bukti kearifan alam yang menyatu lewat campur tangan manusia dulu. Salah satu keunikan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Hanya saja masih tampak sampah plastik bekas camilan hingga bungkus makanan di jembatan dan sekitarnya. Sepertinya pengunjung yang datang masih kurang disiplin dan jahil buang sampah sembarangan..
Tentunya itu menjadi tugas bagi dinas setempat agar lebih berbenah dan kita sebagai traveler untuk menjaganya. Traveling boleh, tapi jangan lupa jaga kebersihan!
Jembatan tersebut menghubungkan kampung sekitar (Randy/detikTravel)
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit