Melihat Tempat Pembibitan Mangrove di TWA Angke Kapuk

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Melihat Tempat Pembibitan Mangrove di TWA Angke Kapuk

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Selasa, 26 Apr 2016 08:50 WIB
Bibit Tanaman Mangrove di TWA Angke Kapuk (Wahyu/detikTravel)
Jakarta -

Hutan Mangrove yang lebat nan hijau di utara Jakarta berasal dari bibit-bibit unggulan. Yuk, lihat bagaimana tempat pembibitan tanaman penahan abrasi tersebut.

Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk menjadi destinasi wisata, sekaligus benteng pertahanan terhadap abrasi di kawasan pesisir utara Jakarta. Di kawasan seluas kurang lebih 99 hektar ini, mangrove sengaja dipelihara serta ditanam agar tumbuh dan berkembang dengan baik.

detikTravel sempat mengunjungi destinasi ini beberapa waktu yang lalu. Selain menikmati suasana alam yang masih asri dan sejuk, detikTravel juga sempat melihat ke tempat dimana mangrove-mangrove ini dibibitkan, alias sebelum ditanam di lahan yang sudah disediakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tempat pembibitan mangrove ini seringkali luput dari perhatian traveler. Bentuknya seperti bedeng yang terbuat dari bambu, serta dilindungi jaring tipis agar sinar matahari yang masuk tidak terlalu terik. Traveler bisa menuju ke tempat pembibitan ini setelah melewati jembatan kayu kecil.


Bibit Mangrove di TWA Angke Kapuk(Wahyu/detikTravel)

Santo (38), pemandu yang menemani detikTravel berkeliling menjelaskan bagaimana cara membuat bibit tanaman mangrove. Bibit ini berasal dari buah tanaman mangrove yang telah diseleksi sebelumnya.

"Bibit ini didapat dari buah mangrove yang jatuh, kita kumpulkan kemudian ditanam di dalam polybag sampai usianya 3 bulan. Untuk buahnya kita pilihin yang bagus, kita seleksi baru kita tanam," jelas Santo.

Setelah usianya dirasa cukup, sekitar 6 bulan atau lebih, barulah mangrove siap ditanam di lahan yang sudah disediakan. Cara menanamnya pun tidak sembarangan, ada tekniknya tersendiri.

"Cara menanam mangrove ini memakai bronjong, ini terbuat dari bambu, fungsinya untuk melindungi mangrove dari pasang surut. Bibit mangrove tidak boleh terendam semuanya, cukup sebagian. Nanti ketika sudah besar, bronjong ini akan hancur karena pertumbuhan mangrove," tambah Santo.


Bibit-bibit mangrove siap tanam (Wahyu/detikTravel)

Pertumbuhan mangrove sendiri cukup lambat. Setiap tahunnya hanya tumbuh sekitar beberapa puluh sentimeter saja. Diperlukan kesabaran untuk bisa membentuk hutan mangrove yang lebat, mungkin hingga puluhan tahun lamanya baru bisa terbentuk hutan mangrove yang asri.

Traveler yang mengaku cinta lingkungan, mesti tahu akan pengetahuan seperti ini. Jangan hanya mengagumi keindahannya saja, tetapi juga ikut peduli dengan kelestarian mangrove sebagai tanaman penjaga pantai kita dari bahaya abrasi. Yuk, peduli terhadap mangrove!


Nantinya, bibit tersebut ditanam seperti ini (Wahyu/detikTravel)

(wsw/rdy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads