Wisata Asyik Melihat Budidaya Mutiara di Senggigi, Lombok

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wisata Asyik Melihat Budidaya Mutiara di Senggigi, Lombok

Yudhistira Amran Saleh - detikTravel
Rabu, 01 Jun 2016 16:54 WIB
Kerang penghasil mutiara di Lombok (Yudhistira/detikTravel)
Senggigi - Pulau Lombok terkenal akan kerajinan mutiaranya. Berwisata menyaksikan proses pembudidayaan mutiara di Senggigi pasti jadi pengalaman asyik dan berbeda.

Selain terkenal dengan sebutan Pulau Pedas dan Pulau Seribu Masjid, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) juga terkenal dengan keindahan mutiaranya. Lombok merupakan salah satu pulau penghasil mutiara terbaik di Indonesia.

Banyak sekali mutiara-mutiara cantik dan indah yang dihasilkan dari pulau ini. Mutiara-mutiara cantik tersebut memiliki berbagai macam jenis warna. Ada yang hitam, kuning, atau juga putih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk harga pun bervariasi. Ada yang mulai dengan harga Rp 500 ribu bahkan hingga ratusan juta rupiah. Namun terkadang, bagi para pecinta mutiara, harga bukanlah suatu masalah berarti. Tetapi masih banyak pecinta mutiara yang belum begitu paham kenapa harga mutiara begitu mahal.

Saya pun penasaran, mengapa harga mutiara begitu mahal. Pada Rabu (1/6/2016), detikTravel berkesempatan untuk melihat langsung proses budidaya mutiara di Autore Showroom di Jalan Raya Pemenang, Teluk Nare, Lombok, NTB. Kedatangan saya langsung disambut oleh Manager Autore Ion Suseno.

Ion menjelaskan kepada saya bahwa mutiara yang baik itu dihasilkan dalam waktu yang relatif lama. Karena melalui tahapan proses yang panjang.

"Pertama, proses pengembangan kerang itu dari proses pembenihan. Ada yang masih kecil, bayi kerang itu umurnya 2 bulan dari laboratorium. Setiap satu bulan ada perkawinan induk kerang. Proses detailnya itu induk kerang secara alami melakukan proses perkawinan kalau terjadi proses perubahan suhu," kata Manager Autore Ion Suseno.

Proses di dalam laboratorium (Yudhistira/detikTravel)

Ternyata dari proses perubahan suhu itu, kerangnya akan terasa akan mati. Dari situlah maka kerangnya akan menyemprotkan sperma. Tetapi bila tidak menyemprotkan sperma di area terbuka, maka kerang akan dimasukan ke dalam laboratorium.

Sebelumnya kerang terlebih dahulu dijemur selama setengah jam. Setelah itu dimasukan di ruangan dingin. Di ruangan dingin kerang akan didiamkan selama setengah jam.

"Terus paling cepat penyemprotan sperma itu 4 jam. Kalau tidak kita akan kejut suhu yaitu 2 derajat. Biasanya normalnya 28 derajat. Biasanya dia abis itu akan menyemprotkan sperma. Kalau dibuat manipulasi tidak juga bisa, satu jantan akan kita bunuh dan spermanya akan kita sebar. Dan biasanya sperma kerang yang lain kemudian terangsang. Nah setelah itu kita akan dapat jutaan bayi kerang," lanjut Ion Suseno.

Selama di laboratorium, makanan untuk kerang akan dikontrol. Hal itu guna menghasilkan mutiara yang bagus dan tidak cacat. Di dalam laboratorium juga air untuk penyimpanan kerang bersumber dari air laut.


Kerang dipelihara dalam laboratorium (Yudhistira/detikTravel)

Proses pembentukan mutiara akan berlangsung selama 2 tahun atau setelah ukuran kerang sebesar 10 centi. Setelah itu barulah proses operasi pembedahan dilakukan pada kerang.

"Proses akan dilakukan perlahan. Pembukaan kulit kerang pun harus dilakukan hati-hati dan harus dengan yang ahli. Tidak boleh dipaksa nanti dia akan mati. Kita akan pacu kerang tersebut dengan nukleus untuk mengeluarkan mutiaranya," jelas Ion Suseno.

Setelah mutiaranya berhasil didapat, maka proses selanjutnya adalah pembersihan. Mutiara yang bagus adalah mutiara yang bentuknya bulat. Bila mutiara yang dihasilkan tidak bagus, maka kerang tersebut akan langsung dibunuh.

Autore sendiri terlah memproduksi mutiara sebanyak 300 ribu butir sejak tahun 1996. Bila traveler tertarik untuk sekedar melihat budidaya mutiara, datang saja ke Autore, Senggigi, Lombok, Nusa Tenggara Barat.


Mutiara mulai terbentuk (Yudhistira/detikTravel)

(yds/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads