Mengenal Makam & Kisah Syiar Islam Habib Cikini di Batavia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengenal Makam & Kisah Syiar Islam Habib Cikini di Batavia

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Senin, 20 Jun 2016 07:20 WIB
Makam Habib Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi di Cikini (Randy/detikTravel)
Jakarta - Wisata religi di Jakarta, jangan lewatkan kisah Habib Cikini, penyebar Islam di Batavia. Traveler bisa ziarah lewat makam beliau di daerah Cikini.

Selain Wali Songo yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa, turut hadir Habib Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau yang populer disebut Habib Cikini. Sosoknya dikenal sebagai alim ulama yang melakukan syiar Islam di Batavia dulu.

Bersama dengan rombongan Jakarta Food Adventure, detikTravel pun singgah ke makamnya di bilangan Cikini pada hari Sabtu (18/6/2016) akhir pekan kemarin. Beliau merupakan ayah dari Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi atau yang disebut Habib Ali Kwitang yang lebih populer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setibanya di lokasi, saya dan rombongan pun secara tak sengaja bertemu dengan Habib Muhammad Amin bin Sholeh bin Muhdhor Al Habsyi atau yang akrab disapa Habib Muhdhor. Kebetulan beliau merupakan keturunan dari Habib Cikini.

"Habib Muhdhor, msih ada keluarga keturunan. Karena saya punya nenek, anak dari pada Habib Ali Kwitang," ujar Habib Muhdhor sambil memperkenalkan diri.

Pintu masuk makam Habib Cikini (Randy/detikTravel)
Penasaran, saya pun bertanya lebih jauh akan sosok Habib Cikini. Mengingat minimnya informasi tentang beliau selain kisah anaknya, Habib Kwitang, yang lebih dikenal.

"Habib Abdurrahman ini wafat tahun 1879, beliau ini teman dekat daripada Raden Saleh," ujar Habib Muhdhor.

Ceritanya, Habib Cikini diketahui lahir di Semarang dan memiliki ayah bernama Habib Abdullah Al Habsyi, kelahiran Hadramaut, Yaman yang bermukim di Pontianak, Kalimantan Barat.

Semasa hidupnya, Habib Cikini menikahi Syarifah Rogayah binti Husein bin Yahya yang adalah adik dari maestro lukis Raden Saleh. Namun karena tidak dikaruniai keturunan, ia pun kembali menikah dengan Hajah Salmah dari Jatinegara.

Papan penanda makam (Randy/detikTravel)

Rombongan peserta tur (Randy/detikTravel)
Dari perkawinan keduanya ia dikaruniai dua putra yang bernama Habib Ali (Habib Kwitang) serta Habib Abdulqadir. Ketika Habib Cikini meninggal, jenazahnya pun dimakamkan di lokasi Cikini bersama istri pertamanya dan anak dari Habib Kwitang yang meninggal ketika belum lama dilahirkan.

Oleh sebab itu, di makamnya yang berada di dalam masjid dapat dijumpai tiga kuburan. Dua yang berukuran normal dan satu yang berukuran kecil. Tapi selain dekat dengan Raden Saleh, Habib Cikini juga turut andil dalam penyebaran Islam di Batavia.

"Beliau ini dulu zamannya kan wajib syiar ya. Syiar daripada panglima perang beliau ini untuk mensyiarkan agama Islam. Cuma sebelum beliau syiar, dikasih tempat dari Raden Saleh. Ini dulu tempat kan dari Raden Saleh. Beliau sebelum membikin pondok atau apa ini wafat tahun 1879 sehingga tidak sempat untuk bikin majelis atau apa," lanjut Habib Muhdhor.

Namun walau tidak sampai membuat majelis seperti anaknya Habib Kwitang, Habib Cikini telah melakukan syiar di Batavia hingga Surabaya. Tidak heran, beliau memiliki banyak sahabat sesama alim ulama, murid dan anak yang meneruskan jejaknya.

Makam Habib Cikini berada di dalam masjid (Randy/detikTravel)

Makam Habib Cikini beserta istri pertama dan anak Habib Kwitang (Randy/detikTravel)
"Tapi untuk syiar agama, Habib Abdurrahman ini sudah syiar ke mana-mana, salah satunya teman beliau ini Habib Syech bin Ahmad Bafaqih, Botoputih, yang di Surabaya, itu salah satu sahabat beliau. Murid beliau salah satunya itu juga Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad, Habib Kuncung yang di Pasar Minggu," cerita Habib Muhdhor.

Tapi tidak hanya kisah, ada pula karomah yang terjadi di makam Habib Cikini. Yang paling populer adalah mengalirnya sebuah air dari makam Habib Cikini saat akan digusur untuk pembangunan apartemen pada tahun 2010 silam.

"Beliau karomahnya dulu karena mau ada pemindahan, keluar suatu air. Nah, ini sampai sekarang alhamdullilah air ini masih mengalir, masih berjalan. Sekarang airnya kita taruh di keran-keran," ujar Habib Muhdhor.

Pada bulan Ramadan ini, tidak sedikit wisatawan muslim yang datang untuk ziarah sekaligus melihat makam Habib Cikini secara langsung. Lokasi makamnya pun berada tidak jauh dari pintu belakang Taman Ismail Marzuki.

Interior makam Habib Cikini yang menyerupai masjid (Randy/detikTravel)
(rdy/fay)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads