Kolong Biru, Bekas Galian Timah di Bangka yang Jadi Destinasi Wisata Keren

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kolong Biru, Bekas Galian Timah di Bangka yang Jadi Destinasi Wisata Keren

Nur Khafifah - detikTravel
Kamis, 30 Jun 2016 15:30 WIB
Foto: Kolong Biru bekas galian timah di Bangka (Khafifah/detikTravel)
Bangka - Pulau Bangka yang terkenal akan kekayaan timahnya populer sebagai destinasi mudik. Jika ke Bangka saat lebaran nanti, bisa mampir ke Kolong Biru yang indah.

Kolong merupakan bahasa Bangka yang berarti kolam atau danau bekas galian timah. Kolong Biru terletak di perbatasan antara Bangka Tengah dan Bangka Selatan, tepatnya di Desa Air Bara, Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan dan Desa Nibung, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah.

Namun selain disebut sebagai Kolong Biru, masyarakat setempat juga menyebutnya sebagai Danau Kaolin yang mirip seperti di Belitung. Ada juga yang menyebutkanya sesuai lafal Bangka, yakni Danau Aik Biru yang berarti Danau Air Biru. Kawasan ini berjarak sekitar 60 km dari Kota Pangkalpinang yang dapat ditempuh dalam waktu 1 jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak ada petunjuk khusus menuju Kolong Biru, karena kawasan ini memang tidak dikelola secara resmi sebagai lokasi wisata. Biasanya pengunjung bertanya kepada warga lokal untuk mencapai lokasi bekas galian timah milik salah satu perusahaan swasta itu.

Dahulu danau ini merupakan bekas galian timah (Khafifah/detikTravel)
Patokan utamanya adalah belokan di Simpang Bemban, Desa Air Bara. Dari simpang tersebut, jalanan tak lagi beraspal. Hanya berupa tanah yang sebagian besar becek dan sulit dilintasi kendaraan pendek seperti sedan dan sejenisnya.

Lebih baik berjalan kaki agak jauh, yakni sekitar 700 meter jika tak ingin terjebak di tengah jalan yang lebih mirip seperti lintasan off road itu. Terlebih musim hujan seperti saat ini, jalanan off road terasa lebih menantang.

Beruntung saat detikTravel berkunjung ke lokasi, Minggu (25/6/2016), ada warga setempat yang mengemudikan mobil bak terbuka 4WD dan menawarkan tumpangan. Tanpa menunggu lama, saya pun langsung meloncat ke bak mobil milik pria bernama Hendri (34) tersebut.

Traveler harus trekking lebih dulu (Khafifah/detikTravel)
Begitu tiba di lokasi, perjuangan melintasi jalanan off road langsung terobati. Pengunjung disuguhkan dengan hamparan air berwarna biru cerah yang luas. Di sekelilingnya terlihat gundukan tanah bekas galian timah berwarna putih membentang dan membentuk bukit-bukit baru. Cantik sekali.

Menyisir ke sebelah kiri, ternyata ada kolong lain yang berukuran lebih kecil namun berwarna hijau cerah. Kedua kolong ini berdampingan tetapi menampilkan warna dengan perbedaan kontras. Pemandangan yang sungguh menakjubkan.

"Yang membuat warnanya berbeda mungkin karena kandungan timahnya beda, kedalamannya juga mungkin beda. Kalau yang biru ini katanya 20 meter lebih, saya kurang tahu persis," ucap Hendri.

Airnya berasal dari air hujan (Khafifah/detikTravel)
Beberapa remaja terlihat asyik berenang di salah satu sisi kolong. Mereka saling berlomba untuk melompat dari tepi, bahkan ada yang berani berenang menyeberang hingga ke tengah kolong.

"Airnya aman kok untuk berenang. Tapi memang tidak layak kalau dikonsumsi. Masih ada kandungan timahnya," ucap Hendri.

Menurut Hendri, Kolong Biru ini sudah ditinggalkan oleh perusahaan pengelola timah sejak sekitar 4 tahun yang lalu. Mereka membiarkannya begitu saja tanpa ada revitalisasi. Dua tahun kemudian, kolong ini mulai ramai didatangi warga lokal karena pemandangannya yang menakjubkan.

"Saya yang warga sini, tahunya justru dari orang luar. Mereka lihat dari social media, ada yang posting-posting," ucap pria yang tinggal di Kota Koba ini.

Bagaimana, anda tertarik mengunjungi Kolong Biru? (kff/rdy)

Hide Ads