Ziarah ke Petilasan 2 Penyebar Islam Pertama di Pangandaran

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ziarah ke Petilasan 2 Penyebar Islam Pertama di Pangandaran

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Senin, 01 Agu 2016 08:50 WIB
Petilasan kedua tokoh penyebar Islam di Pangandaran (Randy/detikTravel)
Pangandaran - Berlokasi di Cagar Alam Pangandaran, ada dua makam yang ramai dikunjungi oleh peziarah. Konon itu adalah petilasan dari penyebar Islam pertama di Pangandaran.

Hal itu pun diketahui detikTravel saat berkunjung ke Cagar Alam Pangandaran pada hari Minggu pekan lalu (24/7/2016). Letak persisnya berada di pintu masuk Gua Parat atau Keramat yang ada di sisi kiri jalan.

Kedua makam itu tampak sangat biasa, dengan keramik berwarna biru dan dasar semen. Di salah satu makam pun ada tulisan 27 Djuli, yang entah apa maksudnya. Di saat itu pula ada sejumlah anak muda yang duduk dan berziarah di tepi makam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika tiba di depan makam, pemandu saya yang bernama Yahya pun menjelaskan akan kisah makam dua makam tersebut. Menurut cerita Yahya, kedua makam tersebut adalah petilasan dari dua penyebar Islam pertama di Pangandaran.

"Ini petilasannya Syekh Ahmad dan Syekh Mohamad, bukan makam, berasal dari Mesir, ke sini sambil berdagang mengikuti mata angin. Ternyata dia di Pangandaran mendaratnya," ujar Yahya.

Konon Syekh Ahmad dan Syekh Mohamad juga sering bersemadi di dalam Gua Parat. Namun ketika dicari masyarakat, kedua syeh menghilang tanpa diketahui rimbanya. Kemudian dibuatlah kedua makam yang jadi petilasan.

Sebelum datangnya kedua penyebar Islam tersebut, dahulu ada Kerajaan Hindu di Pangandaran. Hal itu diketahui dari situs Batu Kalde yang ada di sisi lain Cagar Alam Pangandaran.

"Ceritanya itu dulunya di sini ada Kerajaan Hindu, itu di situs Batu Kalde. Belum masuk Islam, sekarang kan sudah (Islam) di Pangandaran," terang Yahya.

Menariknya, ternyata kedua penyiar Islam tersebut juga memiliki petilasan di Cirebon. Disebutkan oleh Yahya, bahwa kedua penyiar Islam itu juga dikenal sebagai Syekh Kanoman dan Kasepuhan. Nama yang sama dengan dua keraton di Cirebon.

"Di Cirebon juga ada petilasannya, namanya ganti Syekh Kanoman sama Kasepuhan. Orangnya masih ini, makanya suka banyak orang ziarah ke sini," terang Yahya.

Jika ditelusuri, mungkin saja ada hubungan antara kedua Syekh dengan Sunan Gunung Jati di Cirebon. Oleh sebab itu, kedua makam yang adalah petilasan itu seringkali dikunjungi wisatawan. (rdy/fay)

Hide Ads