Hal itu pun diketahui detikTravel saat berkunjung ke Cagar Alam Pangandaran pada hari Minggu pekan lalu (24/7/2016). Letak persisnya berada di pintu masuk Gua Parat atau Keramat yang ada di sisi kiri jalan.
Kedua makam itu tampak sangat biasa, dengan keramik berwarna biru dan dasar semen. Di salah satu makam pun ada tulisan 27 Djuli, yang entah apa maksudnya. Di saat itu pula ada sejumlah anak muda yang duduk dan berziarah di tepi makam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini petilasannya Syekh Ahmad dan Syekh Mohamad, bukan makam, berasal dari Mesir, ke sini sambil berdagang mengikuti mata angin. Ternyata dia di Pangandaran mendaratnya," ujar Yahya.
Konon Syekh Ahmad dan Syekh Mohamad juga sering bersemadi di dalam Gua Parat. Namun ketika dicari masyarakat, kedua syeh menghilang tanpa diketahui rimbanya. Kemudian dibuatlah kedua makam yang jadi petilasan.
Sebelum datangnya kedua penyebar Islam tersebut, dahulu ada Kerajaan Hindu di Pangandaran. Hal itu diketahui dari situs Batu Kalde yang ada di sisi lain Cagar Alam Pangandaran.
"Ceritanya itu dulunya di sini ada Kerajaan Hindu, itu di situs Batu Kalde. Belum masuk Islam, sekarang kan sudah (Islam) di Pangandaran," terang Yahya.
Menariknya, ternyata kedua penyiar Islam tersebut juga memiliki petilasan di Cirebon. Disebutkan oleh Yahya, bahwa kedua penyiar Islam itu juga dikenal sebagai Syekh Kanoman dan Kasepuhan. Nama yang sama dengan dua keraton di Cirebon.
"Di Cirebon juga ada petilasannya, namanya ganti Syekh Kanoman sama Kasepuhan. Orangnya masih ini, makanya suka banyak orang ziarah ke sini," terang Yahya.
Jika ditelusuri, mungkin saja ada hubungan antara kedua Syekh dengan Sunan Gunung Jati di Cirebon. Oleh sebab itu, kedua makam yang adalah petilasan itu seringkali dikunjungi wisatawan. (rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Keunikan Kontol Kejepit, Jajanan Unik di Pasar Kangen Jogja
Perjuangan Palestina Merdeka: 157 Negara Mendukung, 10 Menolak, 12 Abstain