Ini Rekomendasi Tempat Ngopi Asyik di Yogyakarta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini Rekomendasi Tempat Ngopi Asyik di Yogyakarta

Haris Fadhil - detikTravel
Minggu, 15 Jan 2017 10:55 WIB
Kedai Kopi Luwak Mataram di Yogyakarta (Haris/detikTravel)
Yogyakarta - Liburan ke Yogyakarta, sempatkan juga untuk ngopi. Inilah salah satu tempat rekomendasinya.

Salah satu tempat ngopi yang cukup menarik di Yogyakarta adalah Kopi Luwak Mataram. detikTravel berkesempatan menyicipi rasa kopi luwak di Kopi Luwak Mataram, Jalan Pelemwulung, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (14/1/2017).

Tempat ngopi yang buka sejak 2012 lalu ini tidak hanya menawarkan kopi luwak yang dikenal mahal itu. Namun, Kopi Luwak Mataram juga memberi edukasi bagi para pengunjungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu pegawai tempat ngopi ini adalah Merry Anggraeni. Ia menjelaskan tentang proses pengolah kopi mulai dari proses fermentasi di perut luwak hingga penyajian di meja para tamunya.

"Kopi ini diproses di perut luwak. Jadi luwak yang penciumannya itu sangat baik hanya akan menelan biji kopi terbaik. Nah nanti biji itu akan keluar dari kotoran luwak. Tapi jangan takut, ini tidak bau sama sekali dan bukan bijinya tetap berbentuk utuh," katanya sambil menunjukkan contoh kotoran luwak.

Pengunjung bisa melihat biji kopi secara langsung (Haris/detikTravel)Pengunjung bisa melihat biji kopi secara langsung (Haris/detikTravel)
Proses selanjutnya adalah pengeringan yang bisa berlangsung hingga berminggu-minggu untuk kemudian dapat digiling dan dikemas untuk dijual. Menurutnya proses yang panjang inilah yang menghasilkan kopi luwak sebagai salah satu jenis kopi termahal saat ini.

"Kita harus berbangga karena Indonesia bisa menghasilka kopi luwak yang sekarang salah satu yang paing dicari dan paling mahal di dunia," ucapnya.

Edi Prabowo, si pemilik Kopi Luwak Mataram ini pun tak lupa menjelaskan awal berdirinya bisnis kopi luwaknya ini.

"Ini unik dan mahal harganya. Omset bisa Rp 200 juta perbulan," jelas Edi.

Ia kemudian menjelaskan asal kopi yang dimakan oleh luwak hingga menjadi kopi mahal yang siap dijual di pasaran. Menurutnya, semua proses terjadi secara alami di kebun kopi milik petani di daerah Wonosobo.

"Kita ini ambil langsung dari petani. Jadi di kebun petani itu dibiarkan saja luwak liar memakan kopi mereka yang menurut si luwak itu terbaik. Nanti para petani akan kutip itu kotorannya luwak yang berserakan baik di kebun maupun di hutan. Karena memang di perut luwak liar itulah proses fermentasi terbaik terjadi," papar Edi.

Traveler juga bisa melihat luwak langsung di sini (Haris/detikTravel)Traveler juga bisa melihat luwak langsung di sini (Haris/detikTravel)
Edi mengatakan kalau dia menghindari kopi dari luwak yang dikandangkan. Menurutnya luwak yang dikandangkan tidak punya kesempatan memilih biji kopi terbaik dari pohon. Membeli dari petani secara langsung juga dilakukan untuk memutus mata rantai distribusi dari tengkulak.

"Kalau dikandang kan nggak bebas milih kopi luwaknya. Kita beki langsung dari petani, nggak ada tengkulak. Ini nggak ada ekspor rutin. Stok juga terbatas, karena cuma bisa 2 kali setahun kita dapatkan kopi luwak ini. Sekali dapat juga paling hanya tiga sampai empat kwintal," ujar Edi.

Satu kemasan kopi luwak 50 gram yang sudah digiling dihargai Rp 200 ribu. Pengunjung dapat membeli kopi tersebut sebagai oleh-oleh atau di kedai kopi yang sangat kental nuansa jawanya tersebut.

Tempat ngopi ini buka dari setiap hari mulai pukul 09.00 WIB hingga 21.00 WIB, namun jika lagi ramai pengunjung jam tutup dapat diperpanjang hingga larut malam.

Di tempat ini juga ada luwak yang dipelihara untuk menjelaskan kepada turis asing yang sama sekali belum pernah melihat luwak. (rdy/rdy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads