Di Kabupaten Siak, Riau pernah berdiri sebuah kerajaan bernama Kesultanan Siak Sri Indrapura. Kesultanan ini pernah mencapai masa jaya hingga memiliki 12 daerah kekuasaan sampai ke Sambas, Kalimantan Barat.
Sultan yang paling terkenal ketika memimpin Kesultanan Siak Sri Indrapura adalah Sultan Syarif Kasim II. Sultan sangat berjasa terhadap NKRI, sampai-sampai Gelar Pahlawan Nasional pun disematkan padanya. Kisahnya bisa dibaca di sini. ((hyperlink: https://travel.detik.com/read/2017/01/24/081722/3403673/1519/kisah-13-juta-gulden--kembalinya-siak-ke-pangkuan-nkri))
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikTravel bersama rombongan media Famtrip Pesonna Hotel Pekanbaru mampir ke destinasi ini sebelum kembali ke Kota Pekanbaru pekan lalu. Letaknya yang strategis di pinggir jalan membuatnya mudah dikenali orang.
Makam Sultan Syarif Kasim II beserta keluarganya (Wahyu/detikTravel) |
Makam Sultan Syarif Kasim II ini berada di dalam bangunan berkubah biru, seperti sebuah mausoleum. Di halaman, terdapat juga beberapa makam yang masih kerabat keluarga sultan. Makam Syarif Kasim II (Sultan Siak XII, 1892-1968) berada di tengah makam-makam lain. Makam Syarif Kasim II ditutup kain kuning yang menggantung dari langit-langit hingga menutup sebagian makam, menyisakan 10-15 cm saja dari dasar.
Saat detikTravel berkunjung, ada beberapa pengunjung yang sedang berdoa di depan makam Sultan Syarif Kasim II. Sultan Syarif Kasim II wafat pada tahun 23 April 1968 di usia 74 tahun. Selain Sultan Syarif Kasim II, ada beberapa keluarganya yang juga dimakamkan di kompleks ini.
Beberapa pengunjung tengah berdoa dan berzikir di depan makam (Wahyu/detikTravel) |
Sebelum berziarah, alangkah baiknya traveler mengambil wudlu terlebih dahulu. Bagi traveler wanita, diharapkan mengenakan pakaian yang sopan dan akan lebih baik lagi bila mengenakan kerudung.
Makam lainnya yang ada di kompleks ini antara lain: makam Permaisuri I Tengku Agung (mangkat 1929), Pangeran Tengku Embong ayah dari Permaisuri Tengku Agung, Tengku Temenggung paman dari Sultan Syarif Kasim II, Syarifah Fadlon (mangkat 1987) istri ke-4 Sultan Syarif Kasim II, dan Tengku Mansoer bin Chalid yang bergelar Panglima Raja (mangkat 1991) yaitu anak sepupu Sultan Syarif Kasim II.
Makam Syarif Kasim II dan keluarga paling ramai dikunjungi setiap menjelang Ramadan dan pada acara Resam, yakni memperingati wafatnya Syarif Kasim II yaitu setiap tanggal 23 April.
Selain bisa berziarah, traveler juga bisa melaksanakan ibadah salat wajib maupun sunnah di Masjid Syahabuddin atau dikenal dengan sebutan Masjid Raya Siak. Masjid ini tampak megah, dengan warna kuning terang dan aksen hijau di sepanjang bangunan masjid.
Masjid Syahabuddin yang cantik (Wahyu/detikTravel) |
Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Siak X Sultan Syarif Kasim I, berkuasa 1864-1889. Masuk ke dalam masjid, ada lampu gantung yang besar dan cantik tergantung di tengah-tengah ruangan. Cat di dalam ruangnya putih beraksen hijau yang cantik.
Beribadah di masjid ini, traveler akan merasakan rasa damai dan tenang. Letak masjidnya juga menghadap ke arah Sungai Siak makin menambah keasrian Masjid Syahabuddin. Traveler muslim sangat direkomendasikan untuk berkunjung ke masjid ini.
Lampu gantung di tengah masjid (Silvia/detikTravel) |
Masjid Syahabuddin yang sudah berumur 100 tahun lebih ini menjadi saksi bisu perjuangan Sultan Siak dalam mempertahankan nilai-nilai kebudayaan Melayu dan Islam di tengah masa penjajahan Belanda. Di tengah tekanan Belanda, Sultan Siak berhasil menjaga wilayahnya agar tidak jatuh ke tangan Belanda.
Traveler yang liburan ke Siak, pastikan mampir ke Masjid Syahabuddin dan Makam Sultan Syarif Kasim II. Jangan lupa juga mampir ke Istana Siak yang cantik, dan tidak jauh dari makam dan masjid ini.
(wsw/wsw)












































Makam Sultan Syarif Kasim II beserta keluarganya (Wahyu/detikTravel)
Beberapa pengunjung tengah berdoa dan berzikir di depan makam (Wahyu/detikTravel)
Masjid Syahabuddin yang cantik (Wahyu/detikTravel)
Lampu gantung di tengah masjid (Silvia/detikTravel)
Komentar Terbanyak
KGPH Mangkubumi Bantah Khianati Saudara di Suksesi Keraton Solo
Keraton Solo Memanas! Mangkubumi Dinobatkan Jadi PB XIV
PB XIV Purbaya Hadiahi Kenaikan Gelar buat Pendukungnya, Tedjowulan Merespons