detikTravel mendapat kesempatan dari Kementerian Pariwisata, Senin (30/1/2017) untuk berkunjung ke Kete Kesu di Toraja. Kete Kesu merupakan desa adat yang masih aktif sampai sekarang.
Salah satu obyek wisata yang jadi incaran adalah kubur tebing yang ada di belakang desa. Traveler akan melihat perbedaan kubur tergantung dari derajatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Patane' memiliki arti kubur modern, Sedangkan Banua Tame Rambo adalah rumah yang tak berasap. Rumah yang tak berasap adalah lambang bahwa tempat tersebut tidak memiliki kehidupan.
Dulu orang Toraja menguburkan para bangsawan di tebing dengan letak yang lebih tinggi dari masyarakat non bangsawan. Tapi karena sudah sangat sulit mencapainya akhirnya dibuatlah Patane'.
Di depan pintu Patane' akan ada boneka kayu pahatan orang tua yang menjadi lambang dari leluhur keluarga. Peti berbentuk bulat pun terlihat dikunci dari luar. Inilah perbedaan status sosial bangsawan, peti yang berbentuk bulat.
Saat ini Kete Kesu masih memiliki 5 keluarga bangsawan. Mereka adalah Ne Reba, Sule Datu, Bubung Batu, Pong Panimba dan Ne Sonto.
Naik ke atas tebing, traveler akan melihat peti dengan atap seperti tongkonan digantung di pinggir tebing. Peti-peti yang digantung adalah makam milik para leluhur. Mereka masih menganut agama Aluk To Dolo atau animisme.
Tengkorak-tengkorak leluhur pun di jejerkan dia atas peti. Sedangkan tulang-tulangnya dimasukkan ke dalam peti. Beberapa batang rokok terselip di bawah tengkorak.
"Itu seperti tanda permisi dari turis yang lewat atau mau foto. Kalau tidak kasih juga tidak apa-apa, asalkan bilang tabe yang artinya permisi," Ujar Sandy Todingan, seorang guide di Gua Malilin.
Di tengah perjalanan akan ada sekumpulan boneka kayu yang dimasukkan ke dalam gua dan diberi pagar. Ini adalah boneka-boneka peninggalan leluhur yang jadi incaran para kolektor barang antik.
Boneka-boneka ini tadinya diletakkan di depan peti sebagai tanda bahwa itu adalah kubur miliknya. Dan hanya para bangsawan yang boleh memiliki boneka ini. Harganya juga tak main-main, Satu boneka bisa dihargai Rp 10-25 juta lho!
Di paling atas, traveler akan menemukan Gua Malilin. Mulut gua menjadi tempat pemakaman masyarakat Kete Kesu setelah menganut agama. Ada yang digantung di atas mulut gua, ada juga yang diletakkan di ruangan yang dibuat khusus untuk satu keturunan.
Di makam ini traveler bisa lihat barang-barang milik keluarga yang ikut dikuburkan bersama mayat. Ini menjadi kewajiban ketika seseorang meninggal. Masyarakat lokal percaya ketika seseorang meninggal dan barang pribadinya tidak dikuburkan bersama maka orang tersebut akan terus datang ke dalam mimpi sanak saudaranya. (bnl/krn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia