Secara geografis Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen laut dan 3 persen daratan. Sehingga lumrah apabila masyarakat menggantungkan hidupnya ke laut. Mulai dari nelayan ikan hingga budidaya rumput laut.
Desa Darawa, Kecamatan Kaledupa, menjadi salah satu wilayah yang konsen soal budidaya rumput laut. Sejak tahun 1993 secara turun temurun, masyarakat Desa Derawa menjadikan rumput laut sebagai sumber penghidupan utama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bentangan tali dengan pelampung berupa botol-botol terlihat seolah-olah sampah yang berjejer rapih. Pada bentangan tali itu terlihat rumput bibit rumput laut yang melilit berwarna hijau, kuning, hingga merah tergantung jenisnya.
![]() |
Sejumlah warga juga tengah sibuk memisahkan hasil panen dari tali tambang sebelum nantinya dijemur. Tidak hanya orang tua, anak-anak juga sudah dilibatkan dalam budidaya rumput laut ini.
Ketika sampai di Desa Derawa, awak media bersama perwakilan WWF Indonesia disuguhkan pemandangan khas. Rumpu laut yang sudah panen terlihat berserakan di jalanan untuk dijemur. Selain itu juga menggantung di bawah rumah panggung.
"Setelah panen, rumput laut itu harus dijemur selama beberapa hari sebelum nanti dimakan atau dijual," kata Bakri (42) warga Desa Derawa.
Sekitar 98 persen masyarakat di Desa Derawa berprofesi sebagai petani rumput laut. Setiap rumah memilik 500 - 800 bentangan tali sepanjang 20 meter sebagai median pembibitan rumput laut. Para petani rumput laut ini tergabung dalam kelompok Derawa.
![]() |
Lewat kelompok Derawa ini, warga menjual hasil panennya bersama-sama ke Bau-Bau. Keberadaan kelompok yang terbentuk 2007 lalu ini membuat budidaya rumput laut ini terus berlangsung meski harga di pasaran tidak bersahabat.
"Dalam satu tahun bisa lima kali panen. Per musimnya kalau dikumpulkan bisa sampai 3 ton rumput laut. Harganya memang sempat turun 2 tahun lalu, sampai-sampai banyak yang mau berhenti. Tapi sekarang sudah mulai membaik lagi," jelas dia.
"Dengan adanya kelompok ini memang sangat berdampak positif terhadap perekonomian warga. Selain gotong royong melakukan pembibitan, tapi juga saat penjualan," tambah Bakri. (wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Takut Bayar Royalti, PO Haryanto Ikut Larang Kru Putar Lagu di Bus
Turis China Serang Petugas Imigrasi, Jilbab Ditarik Sampai Lepas